Dear parents
Tadi pagi sikecil agak susah nih dibangunin,
mintanya dibuatin susu dulu, setelah itu males-malesan menuju kamar mandi, dan
biasanya nih kita selalu mandi bareng. Pasti deh aku dulu yang disuruhnya mandi
duluan dan setelah itu baru dia. Dan yang paling susahnya lagi kalau disuruh
menggosok gigi, lama banget banyak sekali kata pengantar yang dia ucapkan,
pengennya gosok gigi yang berwarna kuning, lalu mengucapkan basmalah terkadang
malah dilanjutin dengan bacaan surat Al-Fatiha lalu mengatakan "gosok gigi
kata ibu guru hani", itupun belum langsung digosok giginya masih memandangi
pasta giginya “ini odolnya belum diratain” pokoknya banyak deh bisa
menghabiskan waktu 5 – 10 menit.
Sebenarnya aku kasihan sekali sama
sikecilku setiap hari dia harus mengikuti ritme waktuku, ya maklumlah dirumah
aku hanya berdua sama sikecil, sedangkan ayahnya bekerja jauh dari kami
pulangnya setiap seminggu sekali,sedangkan aku juga bekerja, dan jauh dari
orang tua. Sehingga aku sedikit memaksakan sikecil untuk bersekolah sekaligus
dititipkan pada usianya yang sangat dini usia 2 tahun 4 bulan.
Seiring berjalan waktu Alhamdulillah sudah 1 tahun
sikecil bersekolah sambil dititipkan, kini anakku semakin terbiasa dengan kegiatan
rutinitas hariannya, setiap pagi bangun lebih awal, berangkat kesekolah ,
berada di TPA (Tempat Penitipan Anak ) s/d pukul 16.00 WITA
Sering sekali tanpa disadari “AKU” sebagai
orangtua memaksakan anak untuk memahami keadaan, padahal yang harus
aku lakukan adalah sebaliknya memahami anak. Terkadang aku sedikit emosi ketika
sikecil bermalas-malasan untuk bangun, mandi,gosok gigi, ataupun sarapan, yang
sering ditekankan hanya "nanti mama
terlambat kekantornya" atau bla .. bla..bla padahal kalau disadari, usia
BALITA atau usia anak-anak adalah masa mereka untuk bermain bersama
orangtuanya, bersenang –senang karena belum
saatnya mereka mempunyai jadwal yang padat, sehingga membuat mereka jenuh,
ataupun sangat terpaksa melaksanakan rutinitas tersebut.
Untuk para parents yang menjadi wantia karir
ataupun yang menjadi ibu rumah tangga, sebaiknya kita harus cerdas mensikapi
keadaan kita, yang berkarir jangan hanya memikirkan waktu untuk karirnya saja,
yang menjadi Ibu Rumah Tangga jangan hanya memikirkan urusan Dapur,sumur, dan
kasurnya saja tetapi kita harus balance dalam melakukan semua aktifitas kita.
0 Komentar