Beliau
telah bicara kepada banyak orang rata-rata kebanyakan dari mereka ingin sekali menulis dan
menerbitkan buku akan tetapi mereka tidak tau bagaimana cara memulainya. Menurut
beliau tantangan menerbitkan buku untuk saat ini sangatlah mudah berbeda dengan
20 tahun yang lalu tulisannya ditolak berulang kali sama penerbit itu sudah
biasa. Sekarang tantangan terbesar kita BUKAN pada menerbitkan bukunya, melainkan pada MENULIS SETIAP HARInya Jika kita bisa menulis setiap hari, maka
kita akan sampai pada titik dimana kualitas tulisan kita akan sangat menarik
bagi penerbit. Jika sudah sampai pada titik ini maka kita tidak perlu susah
payah mencari penerbit akan tetapi merekalah yang akan datang kepada kita.
Menulis
setiap hari itu butuh skil dan trik, bisa menulis setiap hari itu sesuatu yang
luar biasa karena tidak semua orang bisa melakukannya termasuk para penulis
yang telah menerbitkan buku, kali ini kita jangan terfokus dengan bagaimana
cara menerbitkan bukunya, akan tetapi bagaiman konsistensi kita untuk menulis
setiap harinya, sekali lagi yang perlu dingat jika anda hanya fokus dengan
bagaimana cara menerbitkan bukunya anda
tidak usah bersusah payah anda bisa menggunakan jasa penulis profesional atau
dikenal dengan istilah “ghost writer”
untuk menuangkan semua ide anda untuk dijadikan sebuah buku, jika kondisinya
seperti ini anda tidak akan bisa bertahan lama , buku yang anda terbitkan
paling hanya satu atau dua buku saja , akan tetapi berbeda kondisinya jika anda
selalu mengasah kemampuan menulis setiap hari maka akan terbentuk skill menulis
anda, dan buku anda bisa diterbikan kapan saja jika anda mau.
Maka
dari itu Pak Dadanng memberika dua alasan mengapa kita perlu menulis setiap
hari
1. WHY
·
Mengapa seorang guru yang hebat dalam
berbicara menjelaskan materi dikelasnya akan tetapi ketika menulis jurnal
mereka kesulitan? karena mereka tidak melatih motorik tangannya mereka tidak
melatih kombinasi antara lisan dan tangannya , disebabkan mereka hanya fokus
pada lisannya.
·
Yang kedua, kenapa kita perlu menulis
setiap hari? Karena menulis setiap hari itu membantu menjaga keselarasan antara
otot-otot tubuh kita, juga jiwa. Jadi, nanti kalau kita sudah terbiasa menulis.
Melihat apapun, selalu ingin menerjemahkan apa yang kita lihat itu kedalam
bentuk tulisan. dan itu terjadi secara refleks saja, Begitu
pula ketika kita merasakan sesuatu.
·
Menulis setiap hari itu merupakan healing
remedy.
Jika terbiasa menulis,
kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat. Kesimpulannya, mengapa perlu
menulis setiap hari adalah, karena seorang penerbit buku sejati, bukanlah orang
yang meminta bantuan orang lain untuk menuliskan naskah bukunya, melainkan
orang yang memiliki kemampuan untuk menuliskan naskahnya secara mandiri.
Bagimana kemampuan itu
diasah? Dengan cara berkomitmen untuk tidak melewatkan 1 hari pun dalam hidup
kita TANPA MENULIS, menurut beliau sebaiknya kita menulis 1 hari 1 artikel, kalau ukurannya jumlah artikel, berarti tidak ditentukan
jumlah kata. Dulu jika kita ingin memuat tulisan dikoran yang menjadi patokan
adalah jumlah kata, disitulah penulis pemula merasa kesulitan , jadi untuk
membiasakan diri kita menulis setiap hari 1 hari 1 artikel tanpa mematokan
jumlah katanya.
Artikel itu apa? Sebuah
paparan yang memuat buah pikiran penulis sehingga dapat dipahami oleh orang
lain. Begitu ukurannya jadi, yang penting dalam 1 hari itu ada karya tulis
bapak/ibu yang "KALAU" dibaca orang lain, mereka akan memahaminya
Oya,
kenapa beliau pakai kata KALAU?
Karena,
belum tentu ada orang yang membaca artikel itu
Ditahap belajar ini,
sebaiknya kita tidak terlalu baper soal ada yang baca apa nggak
kenapa? karena kalau
orang lain baca juga belum tentu feedbacknya positif , ini bisa menyebabkan penulis
pemula berhenti menulis karena pembacanya memberi feedback negatif.Jadi yang
terpenting adalah menulis , jika tulisan bapak/ibu sudah memenuhi standar
minimal untuk dibaca orang YAKIN DEH bakal dibaca.
2. WHAT
WHAT makes you write
something?
·
Apa sih yang menjadi mendorong Anda
untuk menulis?
Pertanyaan ini
sederhana. Tapi orang yang tidak menemukan jawaban yang tepat, akan berhenti
ditengah jalan Jadi mari kita tanyakan kepada diri sendiri dulu apa yang
mendorong kita menulis. dengan kata lain, apa sih tujuan kita menulis?
Contoh. Ada orang yang
menulis agar mendapatkan uang? Beliau mengatakan
“Saya menulis untuk mendapatkan uang, karena saya butuh untuk biasa sekolah”.
Apakah beliau berhasil?
lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya. lebih banyak naskah yang
dikembalikan redaksi daripada diterbitkan saat itulah kemudian Pak Dadang sadar bahwa, menulis karena ingin mendapatkan
uang; bukanlah nilai pribadi nya.
·
Kedua, menulis dengan dorongan INGIN
BERBAGI PENGETAHUAN. Nah, ini adalah yang paling cocok dengan jiwa seorang
pendidik ,maka itu berarti bahwa sumber ide penulisan kita bisa SAAAANGAT
banyak
Contoh.
Hal apa yang bapak ibu tangkap dengan panca indra sekarang?
Ada bunyi AC? Itu
sumber ide, ada suara seseorang yang lewat didepan rumah? itu sumber ide, ada
bunyi PRAAAANG! gara-gara panci jatuh? semua sumber ide. Dan ide itu, hanya
butuh sentuhan berupa mengolah pikiran yang kemudian menuangkan hasil olah
pikir itu kedalam tulisan karena rangsangan itu selalu ada setiap hari, maka sebenarnya
kita semua bisa menulis setiap hari
SESI
TANYA JAWAB
§ Pertanyaan
1. Selamat siang, Saya Dwi Mulyanti dr SMKN 1 Kademangan Kab. Blitar Pertanyaan
saya 1. Berapa lama pengalaman bapak mengasah menulis hingga akhirnya dipercaya
oleh penerbit seperti sekarang ini? 2. Sebagai permulaan, Seperti apa strategi
dan Tips memilih penerbit yang sesuai dengan buku yang akan kita terbitkan?
ü Baik
Bu Dwi. Saya mulai menulis sejak SD, aktif sekali SMP sampai ikut lomba-lomba.
Berarti sudah sekitar 40 tahun menulis. 1. Kapan mulai dipercaya oleh penerbit?
Sekitar 10 tahun lalu. Jadi butuh 30 tahun perjalanan terlebih dahulu. Tapi,
ada tapinya. Kondisi saya dulu beda dengan sekarang. Dulu, penerbit hanya
sedikit. Dan mereka punya bargaining power yang sangat tinggi. Maka mereka
sulit ditembus. Sekarang, ada Sangat banyak penerbit. bahkan menerbitkan
sendiri pun bisa. Sehingga Bu Dwi tidak butuh waktu selama saya untuk diercaya
penerbit. #2. Kalau kita masih pemula, sebaiknya tidak usah menerapkan terlalu
banyak kriteria penerbit. Karena kita yang masih pemula butuh mereka kan ya.
Strateginya paling gampang adalah; Ibu terus ikut kursus menulis seper…
§ Pertanyaan
2. Saya Syukri dari padang mau tanya sama bang deka, yang pertama,nulis setiap
hari kalau dipaksakan mungkin bisa ya bang. Tapi tentang Themanya apakah harus
terstruktur atau bagaimana bang. Yang kedua berapa banyak kah kita harus nulis
per hatinya? . Yang ketiga untuk masa berapa lama tulisan trsebut kita
kumpulkan?. Makasih atas jawabannya bang deka.🙏
ü Baik
Pak Syukri. Betul pak, kalau dipaksa bisa. Tapi, 'paksaan' adalah sebuah proses
yang efektif untuk mendisiplinan seorang pembelajar yang belum memiliki
'refleks menulis' sendiri. Saya misalnya, sudah mulai menulis sejak SD. Tapi
menulis setiap harinya barus setelah bekerja dibisa HR. Bahkan bagi yang sudah
biasa menulispun butuh dipaksa. 1) Mengenai Thema, dalam tahap belajar; TIDAK
USAH KHAWATIR SOAL TEMA dan sistematika penulisan. Pokoknya nulis saja. Tidak
usah takut salah. toh ini bukan UN kan? Kalau saya bicara dengan penulis yang
sudah pro, saya menuntut mereka hasil karya yang pro. Tapi, bagi pembelajar,
yang terpenting adalah; kemauan untuk terus praktek menulis. Lalu, bersedia
mendengar masukan dari orang lain untuk perbaikannya
2.
berapa banyak perhari? Targetkan 1 karya tulis. Sepanjang apa? Berapa kata?
Bebas. yang penting, karya tulis itu bisa menampung buah pikiran sehingga
pembaca mengerti. Contoh,. jika kita ingin menulis dengan tema "PANTANG
MENYERAH" misalnya. Tulisan bapak tidak usah 1000 kata. Cukup 2 atau 3
paragraf saja. Lalu, minta orang lain baca. Jika mereka bisa menerima atau
mengerti ide yang ingin bapak sampaikan, berarti tulisan itu sudah menjadi 1
artikel. Nanti, panjang dan bobot tulisannya pelan-pelan ditingkatkan
3.
Tidak ada standar berapa lama masa pengumpulan. kecuali jika bapak punya
kontrak dengan penerbit. Misalnya disepakati dalam 2 bulan naskah harus
selesai. Kalau bapak menulis untuk tujuan lain, maka waktunya bisa beda lagi
§ Pertanyaan
3. Nama saya Heni Ekawati, S.Pd, M. Pd, Asal sy dr Aceh,,sy betugas di SLB. B
YPAC BANDA ACEH Sy ingin bertanya pak,,dari mana awalnya sy bercerita yang saya
ingin menuliskan tentang kisah Anak Istimewa yaitu Dunia Tanpa Suara....
ü Itu
topik yang keren.
Dari
kalimat "DUNIA TANPA SUARA" saja sudah mengundang pertanyaan orang. "Apaan
sih maksudnya?"
Saya
contohkan ya. Saya akan memulai sebuah tulisan dengan tema itu. nanti bisa ibu
lihat bagaimana mengawali tulisannya
Parafraf
1: Hey kamu. Pernahkah kamu membayangkan bagimana seandainya tidak seorang pun
bersuara didunia ini. Tentu akan sepi sekali harimu kan? Tapi. bisakah kamu
membayangkan seandainya hal itu benar-benar terjadi? Sekarang. Coba pejamkan
matamu. Lalu bayangkan. Andai saja tak segencring suara pun tertangkap
pendengaranmu.
Sekarang, bisakan Ibu Heni lajutkan?
Silakan
bu Heni lanjutkan dengan tulisan sendiri. Dan saya akan melanjutkan dengan
tulisan saya
Eh,
tapi. menurut kamu. Apakah mungkin telingamu benar-benar tidak bisa mendengat
bahkan sekedar bunyi 'ting' pun? Nggak ya. Nggak mungkin kamu nggak dengar bunyi
anakku. Tahu kenapa? Karena ketahuilah sayang, bahwa Allah sayang banget sama
kamu. Sehingga engkau bisa mendengar berbagai macam suara.
Paragraf 2 tuch.
Bu Heni lanjutkan punyamu ya.
paragraf
terakhir saya begini: Nak. Kamu sudah bersyukurkah dengan karunia indah itu?
Karena ada loh, di desa sebelah. Seorang gadis yang tidak seberuntung kamu,
sayang. Tapi sejak lahir sampai usianya yang menginjak 15 itu, tidak pernah
mendengar apapun ditelinganya selain hening semata. Hebbbatnya..., gadis itu
tidak pernah mengeluh nak. Tidak pernah pula sekalipun dia bersedih.
Pokoknyaaa... a-... aaapa ya. Ehm, ibu...ibu kehabisan kata-kata untuk
menjelaskan kemulian dirinya dibalik heningnya dunianya. Jika kamu tidak
keberatan, sayang. Bolehkan Ibu mencari tahu lebih banyak tentangnya dan
menceritakan kisah indah tentang gadis itu kepada hari Jumat nanti?
Sudah
sampai pesannya nggak dengan 3 paragraf itu? Minimal ada 1 gagasan yang sudah
sampai kepada pembaca. Dan diujung ceritanya, ada 'komitmen' untuk melanjutkan.
Kesimpulan:
orang bilang memulai itu sulit sekali. kalau saya bilang: MULAI SAJA SARI
SEBUAH KATA yang terlintas dalam pikiran Ibu. Insya Allah. nanti akan mengalir
dengan sendirinya. Dan kalau saya, biasanya sebelum menulis bilang begini: Ya
Allah, apa yang saya harus tuliskan hari ini? Bimbing saya ya Allah ya.
§ Pertanyaan
3. Assalamualaikum Pak Dadang.saya baru tahu adanya Gosh writter itu.tapi saya
ingin menerbitkan buku itu klo hasil dari tulisan saya sendiri. yang menjadi
hambatan saya selalu ga pede ketika ingin mulai menulis, seakan ide itu
hilang.bagaimana caranya supaya tetap semangat untuk bisa menulis dan supaya
ide itu ga hilang. Eti Haryati dari Bogor
ü waalaikumsalaam
warohmatullah. Bu Eti.
Keren.
Ijinkan saya menambahkan bahwa menggunakan jasa "GHOSTWRITER" itu
bukan hal yang buruk ya. Tapi itu cocoknya hanya untuk mereka yang hanya ingin
menerbitkan buku. kalau kita kan ingin menjadi penulis terampil, maka itu bukan
opsi yang tepat buat kita. Mengenai tidak pede. Itulah sebabnya tadi saya
sampaikan bahwa dalam proses latihan menulis, kita tidak perlu terikat dengan
target berapa jumlah kata. kan di sekolah dulu ada pelajaran mengarang ya. bu
gurunya bilang panjang tulisan minimal 1500 kata. Widiiih, bagi pemula mah
pusing banget. Jadi nyantai aja. Dan tadi kita bahas juga tentang, tidak usah baperan dengan respon orang terhadap
kualitas tulisan kita. Kita cuek maksudnya? Bukan. Tapi, kita harus menerima
diri sendiri sebagai orang yang baru belajar. Jadi, kalau pun tulisan kita
'tidak laku' ya nggak apa-apa. Kan baru belajar. Latih terus aja. Bikin tulisan
terus. Kalau belum berani menunjukkan tulisan itu pada orang lain, biarin aja
jadi koleksi pribadi kita. Sambil terus memperbaiki tekniknya. Nanti kalau
sudah ada tulisan yang 'layak' dicobain ke orang lain, tunjukkan saja. kalau
bisa, pilih orang yang tidak akan bersikap negatif. Kesimpulan: Banyak orang
tidak pede saat mau menuangkan gagasan lewat tulisan. Saya bilang, hey boleh
jadi seseorang sedang menanti buah pikiran mu untuk dibacanya dengan penuh
kekaguman. So menulislah.
§ Pertanyaan
4. Maaf Om DK, dalam menulis sebuah buku apakah kita menentukan judul baru
menulis artikel2 yg berkaitan dgn judul atau kita menulis artikel2 dulu baru
diberi judul utk menjadi sebuah buku? Agus Purwadi, Ponjong
ü Baik
pak Agus. Dulu buku saya yang judulnya "OUTSHINE" diberi judul
duluan. Naskahnya ditulis belakangan. Sedangkan buku "KETIKA SEMUT DAN
GAJAH BEKERJA" ditulis naskahnya duluan.Jadi, tidak ada keharusan menulis
judul dulu atau naskah duluan.
§ Pertanyaan
5. Saya coba menulis di kompasiana namun yang membacanya tidak begitu banyak,
Apakah tulisan-tulisan itu bisa di jadikan buku kompilasi ? (Isar Daduki)
ü Nah,
pak Isar. Kalau sebuah tulisan sedikit yang baca, TIDAK BERARTI tulisannya
tidak bagus. Bisa saja tempat penayangannya yang kurang tepat. Tulisan-tulisan
bapak bisa dibuat kompolasi. Kalau ketemu audiens yang tepat,
§ Pertanyaan
6. Assalamu'alaikum Sangat menarik Om Deka. Bgm menjaga keistiqomahan menulis
setiap hari? Sebab bagi sy kdg semangat menulis, kdg luruh semangatnya. Terima
kasih.nIsminatun, Sukoharjo
ü Waalaikumsalaam
warohmatullah Bu Isminatun, itulah pentingnya menemukan WHAT MAKES YOU WRITE
yang tadi kita bahas. Karena hal itu akan menentukan tingkat istiqomah kita. Tapi
jawabat dari WHAT tadi sifat individual.[16:20, Kalau kita menulis karena uang,
maka bakal berhenti ketika hasil karyawa kita nggak jadi uang banyak.Tapi kalau
kita punya alasan yang lebih tinggi lebih mulia lebih bernilai Insya Allah akan
istiqomah Saya, misalnya. Sekarang menulis lebih karena ingin agar Allah
mengajari saya sesuatu. lalu yang Allah ajarkan itu saya bagikan kepada orang
lain.Dengan itu, maka saya selalu tanya; Ya Allah, hari ini saya bisa belajar
apa? Dapat jawabannya dituliskan, lalu dibagikan, Makanya sekarang saya justru
lebih tertarik untuk menulis artikel setiap hari kemudian diberikan secara free
daripada memikirkan menerbitkan buku.Dengan demikian, maka gagasan saya bisa
lebih cepat sampai kepada orang lain Kesimpulan: Temukan, hal apa yang bisa
membuat ibu ingin menulis. Atau apa tujuan ibu menulis. Jika sudah ketemu,
nanti ibu akan dengan sendirinya menulis secara produktif
BELAJAR MENULIS GELOMBANG 10
Pertemuan ke 5 : Jumat 1 Mei 2020,
Waktu : 13.00 – 15.00 WIB
Pemateri : Dadang Kadarusman
Topik : Motivasi Menulis Setiap Hari dan Menerbitkan Buku
0 Komentar