“ENAK YA GURU MAKAN GAJI BUTA”
“Enak ya guru, makan gaji buta”,
begitulah pesan singkat yang masuk di wa saya tadi malam , sejak
diberlakukannya Social distancing bekerja, belajar dan beribadah dari rumah dari pertengahan bulan Maret hingga kini dan masih
belum tau sampai kapan social distancing ini berakhir, khususnya di lingkungan
sekolah. Tentu saja kita bisa memaklumi jika yang mengatakan itu
masyarakat awam yang kondisi ekonomi dimasa pandemi ini semakin sulit, selain itu sebagian dari mereka
hanya mengetahui jika pembelajaran itu dilakukan dengan tatap muka formal ada kelas, meja-
kursi , papan tulis , murid dan guru, akan tetapi jika yang mengatakan itu adalah
ASN / TNI Polri yang sama-sama bersatatus Aparatur Sipil Negara maka hal itu
sangat tidak bijak, seakan-akan mereka iri jika guru hanya bekerja dari rumah.

Disini perlu kita klarifikasi tentang pengertian
pembelajaran dari rumah , maksud pembelajaran dari rumah ini adalah guru dan
siswa tetap melakukan aktifitas belajar mengajar seperti biasanya, hanya saja
media atau model pembelajaran yang digunakan tidak sama jika guru dan siswa bertemu secara langsung. Setiap
hari guru tetap memberi materi dan tugas sesuai dengan jadwal pelajaran, selain itu guru juga wajib melaporkan kepada Kepala Sekolah / Waka
Kurikulum setiap kegiatan pembelajaran yang telah diajarkan kepada siswa, Dalam melaksanakan pembelajaran dari rumuah, media yang digunakan tergantung kepada kesepakatan antara guru dan siswa, ada
yang menggunakan media WA, telegram, Zoom, Webex, Blog, Google Clasroom ,
youtube dll.
Nah untuk melakukan pembelajaran dengan
menggunakan media online, sudah barang tentu guru harus mempersiapkan
materinya, untuk mempersiapkan itu tidaklah semudah ketika kita menyiapkan
materi yang bisa bertatap muka secara langsung, butuh waktu, pemikiran dan tenaga
untuk mempersiapakan pembelajaran dengan fasilitas tersebut. Sebagaimana kita
ketahui bersama kegiatan ini tidak bisa berjalan lancar 100% , kita tau syarat utama pembelajaran online ini
adalah media yaitu HP Android dan Quota Internet, kita menyadari kondisi ekonomi siswa
bervariasi , ada yang memiliki HP pribadi ada yang menggunakan HP orang tuanya,
bahkan masih ada yang tidak memiliki HP, terkadang memiliki HP akan tetapi
tidak memiliki paket internet , susah sinyal , sehingga sulit mencapai 100 %
pembelajaran ini bisa berjalan efektif, akan tetapi sebagai guru kami tetap
memberi solusi –solusi yang terbaik untuk siswa kami, bagi yang terkendala
sinyal kita bisa kasih waktu lebih lama untuk mengumpulkan tugas, yang tidak
memiliki HP bisa dikerjakan secara manual setelah selesai bisa meminjam HP saudaranya
atau dikumpul melalui perwakilan kelas. Bagi yang terkendala dengan itu semua khususnya di daerah tertinggal disitulah tantangan guru yang lebih berat , untuk berinovasi dalam mengatasi permasalahan tersebut , Jadi
salah besar jika guru “makan gaji buta” , guru tetap mengajar dan mendidik
siswa walaupun hanya dari rumah.
by: r_p
0 Komentar