BELAJAR
MENULIS GELOMBANG 10
Pertemuan
ke 8 : Rabu 6 Mei 2020,
Waktu : 13.00 – 15.00 WIB
Pemateri : Farrah Dina, M.Sc
Topik : Terbitkan Bukumu
Catatkan Sejarah
Biodata Farrah Dina |
Dalam kegiatan pelatihan kali ini,
ibu Farah menegaskan point yang terpenting adalah bagaimana bisa membuat buku
yang berkualitas, bagaimana cara nya yaitu melalui rumus 4R untuk “terbitkan bukumu dan catatkan sejarah.”
1. Renjana
(pasion)
R
yang pertama adalah Renjana yaitu bahasa Indonesianya dari Pasion Hal hal yang
disenangi (cara termudah merasa sukses melakukan sesuatu)
Sesorang
tidak pernah selesai dalam mengerjakan
tulisannya, itu disebabkan karena tidak sesuai dengan renjananya (pasion)
2. Rutin
Membaca
R
yang kedua adalalah Rutin Membaca ,
dengan banyak membaca apapun yang kita lihat dan rasakan akan memotivasi kita
untuk menulis, karena kosakata dalam membaca berbeda dengan kosa kata lisan,
usahakan semua jenre dibaca, sehinga kita akan memiliki kekayaan verbal.
Selain
rutin membaca maka harus diimbangi juga dengan Rutin Menulis
menyediakan
waktu khusus dan tempat khusus untuk menulis sehinga terfrmaning jika kita
berada ditempat tersebut maka tujuan kita adalah menulis. Menulis itu bisa
dimana saja, kapan saja, dan apapun, kita harus mengumpulkan bank cerita, jadi
ketika kita melihat sesuatu yang menarik yang memunculkan ide kita untuk
menulis kita harus merekam atau mencatatnya. Ibarat pepatah “Orang yang
memendam akan kalah dengan orang mengungkapkan orang yang menunggu akan kalah
dengan orang yang melakukan”. Jadi just do it jika kita spontan menemukan ide.
3. Review
R
yang ketiga adalah Review, menurut beliaru review ini adalah proses yang
terpanjang dalam menulis , maka dari itu kita harus mengambil angel yang tepat
, jika kita melihat sesuatu yang dapat memunculkan ide kita maka jangan lupa
untuk mencatat detail kejadian misalkan, sesorang yang mengenakan topi hitam
berbaju putih , hal itu akan memudahkan kita dalam meriview kejadian dan akan
mudah untuk menulis.
4. Ruang
bagi Pembaca
R
yang keempat adalah sediakan ruang untuk pembaca dimana manfaatnya adalah untuk
memberikan masukan , saran terhadap tulisan, dan akan lebih baik lagi jika
banyak saran yang cenderung “negative" dalam
tanda kutip , karena itu bisa memotivasi kita untuk membuat tulisan yang lebih
baik lagi, akan tetapi hal itu jangan sampai menghilangkan jati diri penulis.
SESI TANYA JAWAB
Pertanyaan pertama
Apakah kita harus melalui tahapan
4R itu agar buku yg diterbitkan berkualitas?
Nani Bogor Jawa Barat
Jawaban
Bu
Nani yang bersemangat, tidak selalu seperti itu. Ini dirangkum dr pengalaman2
penulis yg hebat yg sudah menerbitkan banyak buku dan disukai. Mereka akan
menulis yg betul2 sesuai dgn renjananya lalu terbiasa menulis (rutin). Pada
awal menulis buku, jangan kita dipusingkan dengan editing & lain2nya yg
nanti justru akan menghambat jadinya sebuah naskah. Tapi setelah itu, baru
dilakukan review berulang (dan ini proses panjang). Seringkali bahkan naskah
final sangat berbeda dr naskah awalnya... Kekuatannya di review ini. Untuk
ruang pembaca, tujuan kita menulis adalah untuk dibaca jadi perlu mendengar
masukan dari pembaca juga.... Tapi jangan sampai kita juga hanyut menulis hanya
untuk memenuhi kebutuhan pembaca, nanti tidak timbul kebahagiaan. Selamat terus
menulis...
Pertanyaan kedua
Ini Bu Beni Bojonegoro, tanya
bagaimana teknis / langkah mengubah tulisan dr best practice menjadi tulisan
populer? terima kasih 🙏🏽
Jawaban
Ibu
Beni dari Bojonegore yang saya hormati, pertanyaan yang sangat menarik. Banyak
buku-buku yang sekarang best seller adalah buku2 ilmiah tapi disajikannya dalam
bentuk populer tidak penuh dengan data-data yang memusingkan. Sebaiknya ibu
membaca contoh buku2 populer yang berdasarkan pendekatan ilmiah... Dari buku-buku
ini yang saya perhatikan mereka akan membahas "Permasalahan" lalu
"jawabannya" dgn sedikit2 memasukkan teori2 pendukung. Jadi yang
dibahas bukan teroinya, ada unsur emosi kuat yang dibangun sehingga ada
konektivitas dengan pembaca.
Beberapa
contoh buku ilmiah dibuat populer (maaf yang terbayang saat ini buku2
terjemahan), seperti: Good to Great (penelitian dari 500 perusahaan sukses
dunia, The Miracle of Endorphin (pendekatan psikologis untuk metode
pengobatan), The Leader in Me (praktik-praktik di sekolah yang menerapkan 7
Habit).
Bagaimana
menampilkan "voice" pada buku populer atau membangun emosi, misalnya
dengan memasukkan isi wawancara, atau data-data non formal yg lebih hidup.
Pertanyaan ketiga
Assalamualaikum. Saya Siti Fatimah
dari Mojokerto.
Sebagai pemula saya masih bingung
menentukan passion saya dimana. Bagaimana kita mengetahui passion kita dengan
mudah. Wa alaikum slm wr wb..
Jawaban
Wa
alaikum slm wr wb..
Ibu
Fatimah, tidak sedikit orang yang merasakan hal yang sama dengan ibu. Memang
ada orng-orang yang dari awal sudah tau apa bidang menulis yang akan
digelutinya dan ada juga yang butuh waktu. Cara paling ampuh adalah dengan
terus menulis, nanti akan kelihatan kecenderungan kita. Bahkan, dengan
mengumpulkan bank tokoh, situasi, pengalaman ke dalam bentuk rekaman/tulisan
pun nanti akan terlihat apa yang menjadi renjana kita. Kita bisa lihat dari
bank yang sudah kita kupulkan, apa sih yang menarik untuk kita yang mendorong
kita untuk mengungkapkannya, nah itulah renjana kita. Cara lain paling mudah
mengetahuinya adalah dengan melihat mana tulisan yang paling cepat saya
selesaikan dan kita merasa mudah.
Pertanyaan keempat
Assalamualaikum, saya Warsih dari
Kota Tangerang. Mau menanyakan tentang pembuatan buku anak-anak. Misalnya kita
menulis berdasarkan apa yang kita lihat, kemudian kita tambahkan dengan
khayalan dan imajinasi kita boleh tidak. Jadi tidak pyur fiksi. Nah yang sperti
itu termasuk kategori buku apa Bu. Trimakasih Wa alaikum slm wr wb....
Jawaban
Wa
alaikum slm wr wb....
Ibu
Asih pecinta buku anak, boleh sekali memasukkan imajinasi ke dalam buku anak.
Justru imajinasi itu kekuatan dari buku anak. Seperti binatang berbicara, anak
pergi ke ruang angkasa, berteman dengan robot, itu adalah imajinasi.
Yang
tidak boleh adalah takhayul dan imajinasi yang mengandung kekekrasan. Saya
pribadi keberatan dengan anak durhaka menjadi batu, siasat membuh raksasa
seperti dalam legenda asal usul Danau Batur, dll. Sikap jahat akan ada
akibatnya, dan bisa dalam bentuk imajinasi tapi sebisa mungkin berkaitan dengan
perbuatannya & tidak berlebihan.
Pertanyaan kelima
Assalamualaikum... Saya ika siswati
dari kota tangerang mau bertanya apa yang ibu
lakukan sehingga dapat menemukan
passion ibu yaitu menulis buku anak?
Jawaban
Wa
alaikum slm wr wb... Saya menemukan renjana saya berawal dari pendidikan sy di
Amerika & Jepang yang di mana mereka sangat serius memikirkan buku anak.
TIdak halnya di Indonesia. Sebenarnya ini juga berawal dari kebutuhan, saat di
Jepang anak saya masih TK dan akan kembali ke Indonesia masuk SD. Jadi saya
harus mengajarkan membaca. Sy minta dikirimkan buku2 dari Indonesia tapi saya
tidak puas. Lalu saya menulis buku sendiri dan ternyata itu menyenangkan buat
saya dan saya merasa bisa memberi solusi pada permaslaahan yang ada.
Selanjutnya
saya juga melakukan penelitian di bidang membaca usia SD, dan salah satu hal
yang dibutuhkan adalah buku anak berkualitas. Di pasar, buku anak berkualitas
itu biasanya harganya mahal. Ini yang menjadi motivasi besar, menciptakan
buku-buku berkualitas dengan harga terjangkau. Ini yang menjadi motivasi
terbesar dan itulah passion saya... Walaupun saya tetap memaksakan diri untuk
terus menulis genre lain.
Karena
rutinnya saya menulis buku anak dan pendidikan, saya agak meninggalkan bentuk
tulisan ilmiah. Pada saat saya mengalami ini, saya "memaksa" diri
saya untuk mengirimkan rencana penelitian utk mendapat beasiswa. Denagn tenggat
yang jelas akan jadi motivasi untuk kita. Ini juga perlu dilakukan.
Alhamdulillah dengan research plan yg sy buat, sy bs diterima di univ di
jepang.
Pertanyaan keenam
Pertanyaan buat Bu Farrah
Ibu masih muda sekali...dan tentunya
bersemangat, apa yang melatarbelakangi ibu mendirikan Tangga Edu dan juga bisa
menjadi penulis
Terima kasih Rachmi Banyuwangi
Jawaban
Ibu
RAchmi yang juga pastinya bersemangat, jawabannya sama dengan pertanyaan kelima
ya bu.... Yang menjadi motivasi sy adalah bagaimana memberi manfaat sebesar
mungkin untuk negri Indonesia tercinta ini... Sama dengan BApak & Ibu
semua...
Pertanyaan ketujuh
Slmt siang ibu Farrah, Bagaimana
memanage 4 R ini agar menjadi sebuah kesatuan utuh untuk saling melengkapi
dalam menulis? Yulius Roma-Tana Toraja. Tks
Jawaban
Pak
Yulius dari Toraja, LAKUKAN... itu kunci utamanya pak... Dengan melakukan maka
saya yakin Bapak akan menemukan polanya tersendiri. Yang perlu diingat adalah
di awal, tulis dulu apa yang mudah untuk kita, tapi perlu dipaksakan juga agar
menjadi rutinitas. Dengan begitu kita akan sangat terbiasa.... Saat ingin
dipublish ke orang lain, maka perlu dilakukan review berulang-ulang. Jangan
lakukan review saat menulis di awal, karena nanti tidak akan jadi karya krn
kita berkutat dengan banyak hal. Selamat menulis
Pertanyaan kedelapan
Assalamualaikum Bu Dina,,, saya Candra
dr Langkat Sumatera Utara...trmksh formula 4R..sngat mmbntu untuk sy sbgai yg
br bljr untuk mnulis...prtnyaan saya Bu...mnrut ibu apakah seorang penulis
harus fokus pada satu passion atau genre tulisan agar tulisannya btul2
baik...dan mmg ada tdk pngruh taste/rasa tulisan seseorang yang suka mngrjkn
dua tulisan(fiksi dn non fiksi) secara bersamaan? Trmksh bu🙏😊
Jawaban
Wa
alaikum slm wr wb...
Pak
Candra dari Langkat yang bersemangat menulis, ini menarik sekali untuk
didiskusikan... Sebagai awal, tulis dulu sesuatu yang mudah bagi kita, yang
sesuai dengan renjana kita, yang kita senang saat menuliskannya. Ini gunanya
untuk memberi reward terhadap diri sendiri. Dengan jadinya naskah yang kita
sukai, itu akan menjadi bahan bakar bagi kita untuk terus menulis. Jika di awal
kita sudah tidak cukup motivasinya, maka akan terhmbat, Tulislah sesuatu yang
benatul2 isi kepala atau hati kita yang ingin disampaikan ke orang lain.
Selanjutnya,
kita menyesuaikan diri dan bisa menulis dengan genre apapun, tentu dengan
latihan dan pembiasaan. Bahkan kita pun harus bisa menulis sesuai dengan
kebutuhan pembaca... Ini yang nantinya perlu dikuasai setelah kita menguasai
sedikit hal yang menjadi kekuatan utama kita. Semangat menuli 💪💪
Pertanyaan kesembilan
Nama
: Munandar, Kabupaten Sumba Timur
Yth.
Ibu Farrah, bagaimana cara awal untuk mengetahui passion seseorang? terimakasih
Jawaban
Pak
Munandar dari Sumba, jawabannya sama dengan pertanyaan no. 3 ya pak....
(silahkan dilihat). Kalaupun belum mengetahui pasiion nya saat ini, yang
penting adalah menuliskan sesuatu yang betul2 kita merasa menikmati dalam
menuliskannya...
Pertanyaan kesepuluh
Assalamualaikum ibuk Farrah dina
,
perkenalkan sy Syukri dari SMAN UNGGUL Dharmaraya Padang, Perkenankan
saya bertanya ttg pengalaman ibuk Farrah dalam tulis menulis ibu mengatakan ada
4 R, salah satunya adalah Renjana, saya kurang pahan dari bahasa apa itu
Renjana dan mengapa ibuk letakkan di poin paling atas, Sekian wasalam
Jawaban
Pak
Syukri, renjana adalah passion, ketertarikan kita pada satu hal yang kita akan
mengerahkan energi kita untuk itu dengan senang hati. Menulis sesuatu yang
sesuai dengan renjana kita, itu akan menjadi kekuatan di awal. Manusia
memerlukan reward langsung. Saat kita menulis sesuatu yang sesuai dengan minat
kita, maka kita akan menikmatinya & hasilnya pun akan cepat jadi.
Pertanyaan kesebelas
Mat sore Bu Farrah, bagaimana
caranya agar dapat menerima tanggapan pembaca yang negatif pada tahap ruang
bagi pembaca? Bagaimana tips mengubah
penulisan ilmiah menjadi penulisan populer? Benny Belang. Kupang-NTT.
Jawaban
PAk
Benny dari NTT, menerima tanggapan negatif memang tidak mudah. Jangan sampai
juga itu medemotivasi kita dan menghilangkan jati diri kita. Saat kita
mendengar tanggapan pembaca, yang perlu kita tahu sebenarnya adalah penangkapan
pembaca terhadap hasil tulisan kita. Apakah sama seperti apa yang ingin kita
sampaikan? Jika berbeda, apa yang berbeda (tentu perlu ada ruang imajinasi yang
berbeda antara pembaca dan penulis). Kemudian "keseluruhan" atau
"detail" apa yang tidak disuka. Kalau tidak suka karena selera yang
berbeda, maka bisa jadi pelajaran bahwa org dgn persona seperti dia bukanlah
target pembaca kita.
Jika
tidak sukanya karena "persepsi" atau "terjemahan" yang
berbeda dari yang sebenanrnya ingin kita sampaikan, maka mungkin ada penulisan
yang perlu diperbaik.
Untuk
buku ilmiah ke populer, ada pada jawaban no. 2
Pertanyaan keduabelas
Assalaamu'alaikum bu farah...td ibu
menjelaskan tahapan menulis 4R. Yg pertama renjana (passion). Pertanyaan saya
kalau saya merasa renjana (passion) sy
membuat buku pelajan fisika. Apakah berarti sebaiknya saya menulis buku
pelajaran fisika sj? Krn sy kalau mencoba menulis buku fisika terasa lebih
ringan dibanding mencoba menulis artikel
dll. Sri indayani sman 1 paciran
Jawaban
Bu
Sri sang fisikawan, untuk tahap pertama maka sebaiknya ibu pilih buku fisika.
Ini untuk menciptakan reward bagi diri kita di awal agar kita terus termotivasi
untuk menulis. Namun setelah itu lebarkanlah sayap... Coba buat artikel lain
yang tetap mengaitkan dengan fisika (ilmiah menjadi populer) dan berkreasilah
dengan genre2 lain... Sebagai tambahan, dapat dibaca pada jawaban pertanyaan
kedelapan.
Pertanyaan ketigabelas
Assalamualaikum bu fara..saya belum
pernah menulis buku namun saya sering melakukan penelitian dan ada beberapa
yang saya publikasikan. pertanyaan
bagaimana cara mudah menulis buku sebagai pemula seperti saya karena
bebrapa kali saya coba selalu gagal. terima tas pencerahanx.
fitran _mataram
Jawaban
Wa
alaikum slaam wr wb... Pak Fitran yang suka meneliti, MULAI SAJA DULU (seperti
iklan di tv yaa...). Ini yang paling penting. Jika memang tertarik dengan
penelitian, coba ambil salah satu sudut dari penelitiannya untuk dijadikan
artikel (bukan keseluruhan penelitian). Ambil sisi yang dapat dibangun
konektivitasnya pada pembaca secara umum
Pertanyaan keempatbelas
Saya M. Rasyid Nur dari Karimun
Pertanyaan: Sebelum menentukan
R(uang) pembaca apakah kita perlu meneliti atau survey untuk calon pembaca buku
kita. Lalu, bagaimana sebaiknya jika kita berharap pembacanya tidak terlalu
spesifik?
Jawaban
Pak
Rasyid, pada tahap awal kita menulis maka sebaiknya kita menulis untuk tujuan
diri kita. Apa yang ingin kita sampaikan. Agar keluar jati diri kita sambil
kita melihat yang cocok dengan tulisan kita itu pembaca yang bagaimana. BAru
kemudian kita berkembang, mulai menulis berdasrkan "pesanan" artinya
kita tentukan dulu sasaran pembacanya. Misalnya menulis untuk remaja maka ada
bahasa2 yang perlu disesuaikan, maka kita menulis dengan "frame"
pembaca di kepala kita... Nanti kita minta pendapat dari pembaca yang dituju
sesuai sasaran.
Pertanyaan
kelimabelas
Salam sejahtera ibu Farah
Menulis buku anak itu tentu untuk
membangkitkan minat maka perlu gambar. Apakah ibu menggambar sendiri atau menggunakan
jasa? Atau adakah cara lain mendapatkan gambar.Buku Anak bagi saya itu suatu
kesulitan. Saya sudah mencobanya. Terbentur pada gambar, termasuk bila harus
meminta izin.
Terima kasih bila ada tips yang
berbeda.
Salam Literasi dari Timor (Roni Bani)
Jawaban
Salam
Bapak Roni, saya membuat buku anak dengan desai berjenjang di awal. Mulai dr
pembaca pemula yang hrs penuh dengan gambar. Untuk ini tentu saya bekerja sama
dengan ilustrator. Byk komunitas2 ilustrator saat ini, termasuk di medsos. Tapi
pada jenjang yang lebih tinggi, buku anak akan lebih sedikit gambarnya bahkan
tidak bergambar (novel anak)…
Pertanyaan keenambelas
Salam Sehat Ibu Farrah
Ini adalah hari ke-8 saya mengikuti
pelatihan menulis. Kiat2 untuk menulis diantaranya menulis setiap hari, apa
saja yg terlintas akan saya tulis. Jenis tulisan sya masih bersift bebas dg
kata2 yg mengalir begitu saja di dlm otak saya tulis. Yg ingin sy tanyakn bgmn
cara menulis secara ilmiah seperti PTK,
Best Practice dengan baik
Elly Mahayani - Jembrana Bali
Jawaban
Salam
Ibu Elly, selamat... dengan ibu sudah rutin menulis maka ibu sudah MEMULAI...
Nanti dari kumpulan tulis itu, pilih beberapa yang ingin direview dengan serius
hingga menjadi tulisan yang siap publikasi... Untuk tulisan ilmiah ke populer,
ada ji jawaban no. 2
Pertanyaam ketujuhbelas
Deni di Cimahi
Ijin bertanya. Ada yang bilang menulis buku anak itu lebih
menantang atau sulit. Terutama bahasa
yang digunakan musti sesuai dengan bahasa dunia anak. Bagaimana kiatnya?
Jawaban
Sulit
atau tidak sangat relatif. Tapi mungkin karena kita terbiasa dengan bahsa
dewasa. Kuncinya adalah sering mendengarkan anak berbicara & memberikan
buku kita pada anak agar kita tahu responnya... Kemudian bisa kita evaluasi.
Saat menulis untuk dewasa, apa yang kita tuliskan akan ditangkap sama oleh
pembaca. Tidak demikian dengan anak, hal sederhana saja bisa dipersepsikan
berbeda, tidak sama dengan apa yang kita maksud.
Pertanyaan kedelapanbelas
Assalamualaikum Ibu Farah ,
Sesuai materi tadi bahwa Pembaca itu sangat dibutuhkan oleh
penulis. Bagaimana cara menjadikan PD pada diri sendiri untuk tidak malu
tulisannya dibaca orang lain
Saya sering menulis, tapi selesai
menulis saya simpen. Pernah saya menulis di blog dulu uuu sekali ( baru ttg RPP
dan pembelajaran sih, sedikit) tapi kok
temen aku langsung copas semuanya dan dijadikan administrasi nya dan dijadikan
atas namanya untuk mendapatkan ttd pimpinannya. Padahal saya nulis itu mikir
setengah mati.
Dari situ saya jadi males share
lagi. Mungkin pikiran itu salah. Mohon pencerahannya. Terimakasih Santi~
Jayapura
Jawaban
Wa
alaikum slm wr wb.
Ibu
Santi, saat tulisan dipublikasikan maka hak penulis terhadap interpretasi
terhadap tulisan itu menjadi hilang. Interpretasi dan tanggapan pembaca tidak
bisa kita kontrol.... Maka perlu kebesaran hati, krn bisa saja tanggapan yang
tidak baik yang kita terima. Nah kalau tentang hak cipta yang dikopi, maka pada
saat kita membaginya di dunia maya, maka kita harus siap bahwa itu menjadi
milik publik. Walaupun itu salah, tapi di dunia maya kita sulit mengkontrolnya.
Pertanyaan kesembilanbelas
Saya Sri Budi Handayani dari
Gresik, Mau bertanya tentang proses kreatif mbak Farrah menulis buku anak , berikan
contohnya,Terima kasih.
Jawaban
Bu
Sri, karena saya menulis buku berjenjang maka banyak pakem yang harus sy
perhatikan. Biasanya saya memulai dr sesuatu value yang ingin saya kenalkan
pada anak tapi tidak dengan cara doktrin tapi tertangkap. Agar dapat byk ide,
maka saya byk menonton film anak, bergaul dengan anak2 & membaca buku2
anak. Contohnya buku "Sihdeh & Robot" yang intinya mengenalkan
cara menenangkan diri dengan menarik napas panjang. Kecenderungan anak
laki-laki agak sulit untuk menenangkan diri saat marah, maka diambillah tokoh
robot agar relate dengan anak laki. Setelah itu dibuat prosesnya, termasuk
membuat story board.... Dibaca anak2, lalu review & revisi lagi dst... Dr
masukan anak, bahkan judulnya pun ada perubahan.
Pertanyaan keduapuluh
Assalamualaikum wr wb.
Saya Safitri dari TK N Pembina
Bobotsari Purbalingga.
Mohon izin bertanya :
1.Saya ingin menulis tentang buku
ajar apakah sebelum menulis kita tentukan ide-ide atau semacam kerangka tulisan
barulah kita mencari isinya?
2.Saya sudah mengumpulkan buku-buku
sbg sumber.Tapi rasanya masih buntu untuk menulis..kadang berpikir mana dulu
yang mau ditulis?
Pikiran2 seperti itu yg akhirnya
menghambat untuk mulai menulis..Bagaimana mengatasi seperti ini supaya menjadi
sebuah tulisan?
Jawaban
Bu
Safitri,
Betul
sekali untuk buku non fiksi qta perlu kerangka, paling tidak poin2 penting yang
ingin kita sampaikan. Tidak bisa memulai karena kita berpikir
"keseluruhan" dulu maka ini akan menghambat di awal. Dari poin2 yang
sudah dikumpulkan, pilih satu dulu yang akan difokuskan dan tuliskan,
selesaikan. Ini akan menjadi reward bagi ibu untuk menulis selanjutnya.
Pertanyaan keduapuluhsatu
Sri Sulastri dr Bojonegoro,
pertnyaan sy cara apa agar bisa menghasilkan buku dengan cepat bagi penulis
pemula?
Jawaban
Bu
Sri, mulai dari yang mudah menurut Ibu... Topik yang paling ibu kuasai. Tapi
tidak ada yang instan, semua harus ,elalui proses. Proses itu akan semakin
cepat jika segera dimulai😉
Pertanyaan keduapuluhdua
Slmat Sore Ibu. Terkait R ke-4.
Mnurut pnglman Ibu, brapa persen dari ruang pmbaca dapat ditmpung masukannya
dan bgaiman sikap kita dlm mnerima smua kritikan itu agar tdak trbwa amarah.
Trima Ksih- Bernad.Toraja
Jawaban
Pak
Bernard,
Tidak
ada rumus baku. Kita siapkan diri kita untuk terbuka terhadap berbagai masukan.
Tapi kita lihat, kalau dia tidak suka karena berkaitan dengan selera yang
berbeda, maka dia bukan target pembaca kita dan ini informasi berharga bagi
kita. Tulisan kita akan memiliki target pembacanya sendiri. Tapi kalau pembaca
tidak suka karena interpretasi yang salah dari hasil karya kita, maka mungkin
cara kita menuliskannya perlu diperbaik...
Pertanyaan keduapuluhtiga
Selamat siang Ibu Farrah, saya
grefer dari kupang, NTT. Apakah review buku yang dimaksudkan adalah sebelum
buku kita diterbitkan, maka buku itu kita berikan kepada pembaca tertentu untuk
membacanya lalu memberikan masukan positif atau negatif dari buku yang kita
tulis. Lalu, dikembalikan dan kita revisi setelah itu baru diterbitkan? Terima
kasih.
Jawaban
Betul
pak, tapi bahkan apapun hasil tulisan kita, kita hadirkan pada pembaca &
melihat tanggapannya -- ini bahkan sebelum proses penerbitan, usaha individu
penulis untuk mendapat masukan. Kalau sudah ke penerbit, maka ada mekanismenya
lagi tapi kita pun sudah bisa jelaskan targetnya siapa, tanggapannya bagaimana
kira hingga buku kita bisa
layak terbit.
7 Komentar
Ayo belajar emmbuat buku anak
BalasHapusInsya Allah Omjay, mohon terus bimbingannya
HapusSemakin maju, tetap smangat
BalasHapusTerimakasih pak bernand atas motivasinya
Hapusrangkuman yang baik. teruslah menulis sampai menulis itu menjadi gaya hidup
BalasHapusindahnya berbagi, kunjungi dan tinggalkan jejak di halobelajarsesuatu.blogspot.com
Siap om ged
HapusMantap bu.
BalasHapus