“ Aku mo curhat ini pengalamanku
sewaktu naik bis yang menuju kampus jalan Ring Road Utara kebetulan
waktu itu aku kuliah disalah satu Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta.
Seperti biasa pagi itu aku menunggu bis didepan PDAM Jetis , dan kebetulan bis
jurusan ring road itu penumpangnya tidak terlalu banyak aku mendapatkan tempat
duduk dipojok belakang. dua menit kemudian aku disapa oleh seorang wanita
separuh baya kira-kira usianya 50 tahun keatas.
“arep neng ndi nduk”? sapanya
padaku aku membalasnya
“mau kekampus mbah” jawabku
“kampuse nang ndi?” di Ringroad
mbah jawabku aku menjawabnya dengan bahasa Indonesia karena aku tidak bisa
bahasa Jawa cuma ngerti bahasa yang sering didenger aja. mbah itu sering
melirik kekanan kekiri memperhatikan semua penumpang.
Tiba-tiba mbahnya melanjutkan
pembicaraannya
“Ngene nduk mbah iki”
menggunakan bahasa jawa
Langsung aku menjawab “maaf mbah
saya gak ngerti bahasa jawa”
“oh bukan orang jawa to”balasnya
Lalu dia mengulangi
pembicaraannya “mbah diJogja udah 3 hari jenguk anak mbah yang sakit “
Aku mendengarkan pembicaraannya
“tapi sekarang mau pulang ke
Magelang gak ada uang”
“anaknya disini kuliah apa
kerja mbah” tanyaku pada simbah
“anaknya kerja , ya kerja
serabutan sekarang lagi sakit mbah jenguk tapi mau pulang ke Magelang gak
ada ongkosnya”
Aku mulai simpati pada si mbah
itu
“anaknya kos dimana mbah”?
“ya kosnya di daerah ring road
“
Lalu simbah melanjutkan
pembicaraannya , kalau adiknya bisa bantu mbah sangat berterima kasih
“ongkos ke magelang berapa mbah “tanyaku
“ya 30 ribu” jawabnya
Aku mulai berfikir didompetku
Cuma ada uang 10 ribu itupun untuk ongkos pulang kampus nanti
“ya seikhlasnya” kata si mbah
“aku simpati sama simbah
akhirnya aku memberikan Rp 5.000,- kepadanya
“ini mbah saya Cuma bisa Bantu segini”
“ya terimakasih banyak dik”
jawab si mbah
Setelah memberikan uang itu aku
langsung mengalihkan pandanganku kearah jendela bis.
Tetapi 5 menit kemudian aku
merasakan keanehan mbah itu masih kelihatan gelisah setiap ada penumpang yang
baru masuk dia mencoba menghampirinya aku mulai curiga. Tiba-tiba saja aku
teringat pada salah satu cerpen di majalah remaja islam yang pernah aku baca.
Yang menceritakan penumpang sepasang suami istri dan seoarang anak yang
tidak bisa pulang kekampungnya karena kehabisan bekal. Penumpang bis sangat
kasihan melihatnya sehingga banyak yang memberi bantuan kepadanya tetapi
ternyata sipenipu.
Aku berfikir apa simbah ini juga
penipu aku jadi memperhatikan terus gerak-gerik simbah dia mendekati penumpang
yang baru masuk anak sekolah dan didekatinya sama seperti dia
mendekatiku tadi dan kuperhatikan akhirnya anak sekolah itu memberikan
uang kepadanya .
Aku sangat kecewa sama simbah
ternyata dia penipu, aku cuma kasihan aja sama anak sekolah yang jadi
sasarannya karena uang saku merekakan tidak seberapa.
Enam bulan kemudian … seperti biasa aku menaiki bis menuju kekampus nah kali
ini penumpangnya agak sepi banyak kursi yang kosong, aku memilih kursi pojok
belakang. Tiba-tiba ada wanita separuh baya menghampiriku
“arep nang ndi nduk” wanita
separuh baya itu menyapaku aku melihat wajah wanita itu sepertinya aku pernah
melihatnya tapi dimana batinku.
“mau kekampus mbah’ jawabku
Simbah itu melanjutkan pembicaraanya
‘mbah baru aja diusir sama menantu , menantu saya jahat sering memukul anaknya”
Aku terdiam ku berusaha untuk
mengingat apa mbah ini yang penipu kemaren, ya aku mulai mengingatnya badannya
yang agak gemuk.
‘sekarang cucu saya masuk rumah
sakit karena dipukul sama ibunya” mbah itu melanjutkan pembicaraannya. Aku gak
meresponnya aku yakin ini simbah yang kemaren. Tapi mbah itu masih saja
berbicara
“saya mau kerumah sakit tapi gak
punya uang, kalau adiknya bisa bantu” dia mengharap kepadaku
“maaf mbah saya gak punya uang “
balasku
‘ya seikhlasnya aja” jawabnya
“maaf mbah saya Cuma punya uang
untuk ongkos Pulang Pergi kekampus biasa mbah anak kos” jawabku, kali ini aku
gak mau kena tipu lagi fikirku.
Si mbah mulai kesal aku tidak
memperhatikannya HPku berbunyi dia semakin memperhatikanku “tolong saya
dik masak anak kuliah yang punya HP gak punya uang” balasnya.
“iya mbah saya bener gak punya
uang sekarang lagi tanggal tua” jawabku pada simbah kelihatan diwajahnya mulai
mencibir, ah kali ini aku gak mau ditipu batinku.
7 menit kemudian penumpang baru
masuk, nah simbah mulai memperhatikan penumpang baru , dan mendekatinya sama
seperti biasa dia menyapa targetnya dengan menyapa “mau kemana nak”
Penumpang ini duduknya persis didepanku , ah fikirku pasti mau berbohong
lagi ni orangtua. Aku memperhatikan gerak-geriknya tapi simbah juga curiga
kalau aku memperhatikannya terus. Aku ingin sekali kasih tahu sama orang
didepanku kalau orang ini pembohong. Tapi gimana caranya simbah selalu
memandang kearahku mengerti kalau aku curiga kepadanya.
Aku punya ide aku ingin menulis buat si mbah kalau menipu itu gak baik, tapi
apa simbah bisa baca fikirku, akhirnya aku membuat tulisan “ hati-hati mbah ini
penipu” aku mau memberikan kertas itu pada penumpang didepanku tapi simbah
selalu saja memandang kearahku.
Simbah melanjutkan pembicaraannya pada sitarget, dan sitarget mulai simpati
kayaknya mau mengeluarkan dompetnya, lalu tiba-tiba kondektur ya ya UPN.. UPN
Amikom ..Amikom aku segera berdiri dan langsung memberikan kertas
itu pada penumpang didepanku.. dia membacanya lalu dia mengucapkan “thanks ya”
aku langsung turun bis dan kudenger simbah teriak .. teriak didalam bis yang
aku denger “dasar kemayu, dan bla…bla “ aku Cuma denger jelas “dasar kemayu”
aku tersenyum pasti itu ditujukan kepadaku.
Setelah lama kejadian itu, aku
tidak pernah mengingatnya lagi tapi waktu aku menuju berjalan kaki menuju ke
tempat penjualan kaset CD Islami aku bertemu kembali dengan wanita tua dia menghampiriku
langsung aja wanita tua itu “nak minta uang , mbah belum makan” katanya, wah
aku gak tau deh aku hanya tersenyum apa mbah ini beneran atau menipu yang jelas
hanya Allah yang tau akhirnya kuberikan uang kepada wanita tua itu dengan
mengucapkan bismillahirrohmannirrohim aku mulai berfikir masalah mereka yang
menipu itu resikonya mereka yang penting niat kita ikhlas kepada Allah.
Itulah pengalamanku yang
tak terlupakan menjadi kenangan indah dalam hidupku lumayan pas ada lomba
curhat jalan raya langsung aja aku curhat .
NB aku baru nulis jam 8 malam
ini, baru memperhatikan ketentuan Lomba Curhat Jalan Raya . ya kalau bisa
diterima Alhamdulillah kalau gak ya alhamdulillah juga yang penting udah
usaha.. terimakasih
0 Komentar