Berbagai Ragam Tulisan Non Fiksi

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis , ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah" -Pramoedya Ananta Toer-

Sebagai penulis sudah barang tentu kita ingin sekali menulis berbagai ragam karya termasuk non fiksi akan tetapi belum memiliki gambaran atau pengetahuan tentang hal tersebut. Jumat, 19 Juni 2020 nara sumber kita malam ini ibu dari dua anak Siska Distiana lahir di Klaten 12 Desember 1985 bekerja free lance di content writer dan freelance editor dengan materi Ragam Tulisan Non Fiksi.

Mengapa kita harus menulis dalam konteks agama Islam “Qoyyidul  ‘ilma bil-kitabi” (Ikatlah Ilmu Dengan Tulisan) Rasulullah SAW.
  1. Knowledge Managemen (manajemen pengetahuan)
  2.  Coppyright milestone
  3. Paten

Apa itu non fiksi memurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Non fiksi adalah suatu karya yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan kenyataan. Karya tersebut merupakan karya informasi dimana penulis bertanggung jawab penuh atas kebenaran dan akurasi informasi yang disajikannya. 
 Banyak sekali ragam nonfiksi berikut contoh ragam nonfiksi yang mudah ditulis 
 Contoh yang pertama adalah berita yaitu cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa hangat 
Berita terbagi menjadi 2 macam yaitu hard news (berita to thepoint tidak bertele-tele berikut contohnya :
yang kedua featur artikel kreatif yang informatif dan menghibur berikut contohnya: 
 Contoh yang kedua adalah Essai yaitu karangan prosa yang membahas masalah sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya sering disebut juga sebagai opimi


Berikut Contoh Penulisan  Essai


 Contoh yang ketiga adalah Catatan Perjalanan yaitu tulisan tentang proses sebuah perjalanan atau ulasan tentang apa yang ditemu dalam perjalanan tersebut

Contoh catatan perjalanan

https://www.hipwee.com/travel/mengintip-sejarah-budaya-batak-di-t-b-silalahi-center-balige-tobasa/

 Contoh yang keempat adalah artikel  informatif tulisan yang berisi informasi tentang suatu hal.

Berikut  Contoh Artikel Informatif


 Contoh yang kelima adalah Best Practise yaitu tulisan tentang pengalaman terbaik dalam menyelesaikan suatu permasalahan.


Berikut contoh karya Best Practise



SESI TANYA JAWAB
Nama:Nanik Yuliani
Asal Mataram
Salam kenal mbak Siska maaf ibu panggil mbak Siska seusia dengan anak pertama saya.
Tulisan mbak Siska begitu bermutu. Apa langkah langkah atau persiapan mbak Siska saat akan membuat sebuah tulisan. Terimakasih
Wah masyaAllah... Halo Ibu Nanik... Terima kasih atas pertanyaannya 🤗
Yang paling pertama saya lakukan adalah mengeluarkan apa yang berseliweran di pikiran saya Bu. Misalnya saya akan menulis tentang virus corona, maka semua yang saya pikirkan tentang itu saya tulis dulu. Biasanya saya menggunakan mind mapping sederhana untuk itu.
Hal ini saya lakukan agar ketika saya menulis nanti saya tidak "tersesat" dan tidak ada informasi yang ingin saya sampaikan kemudian terlewat saya tuliskan. Pada dasarnya di sini saya sedang membuat kerangka tulisan, hanya dalam bentuk sangat sederhana dan "kasaran".
Setelah semua isi pikiran saya keluarkan, lalu saya susun, mana yang akan saya letakkan di bagian pembuka, tengah, dan penutup tulisan.
Setelah semua selesai saya tulis, kemudian saya mengendapkan dulu tulisan itu. Minimal 15 menit saja. Tujuan mengendapkan ini adalah untuk mengistirahatkan otak. Kemudian, saya baca lagi tulisan saya. Biasanya setelah otak lebih jernih, maka akan lebih teliti saat membaca ulang ini. Jika ada salah ketik, atau letak yang tidak pas, bisa kita perbaiki. Nah di sini juga saya melakukan "self editing" atau mengedit sendiri. Kesalahan-kesalahan dalam tulisan tadi bisa saya revisi terlebih dahulu. Setelah semua dirasa oke, barulah saya setor tulisan saya ke editor (jika itu tulisan pesanan), atau saya posting jika tulisannya untuk kepentingan saya pribadi.Demikian kiranya Ibu 🙏🏼

Assalamu'alaikum. Selamat Malam Bu Siska, Saya Mardiyanto dari Kapuas, kebetulan sama2 berasal dari kota bersinar, yang ingin saya tanyakan Apakah tips atau kiat-kiat untuk untuk menulis Fiksi. Terima kasih
Wa'alaykumsalam Pak Mardiyanto. Wah tebih nggih Pak, merantaunipun, dugi Kapuas 😊.
Tentang menulis fiksi, pertama, perlu banyak membaca karya fiksi juga untuk memicu otak kita berimajinasi dan membangun cerita yang menarik.
Terkadang saat hendak menulis fiksi kita ingin menyajikan konflik yang menarik agar pembaca bisa menikmati karya kita. Nah, saking ngêbêt-nya untuk itu, kita suka berpikir jauh dan mengawang-awang, akhirnya kadang tersesat.
Lho, tersesat piye Mbak? Maksudnya tersesat pada konflik yang kita tidak pahami. Nah, tips berikutnya adalah, ambil konflik dari keseharian kita dan hal-hal yang dekat dengan kita. Misal, saya seorang ibu rumah tangga, maka jalan cerita yang saya bangun, konfliknya, ya tidak jauh dari kehidupan berumah tangga... hehehe... Pernah sekali waktu saya menulis tentang sesuatu yang saya kurang pahami. Saya juga tidak pernah terlibat dalam aktivitas yang saya angkat itu. Akhirnya, cerita yang saya buat jadi "garing" 😁.
Bapak suka menulis fiksi ya? Monggo mampir ke halaman saya Pak https://www.storial.co/book/mencari-bahagia/
Tulisan Bapak (dan Teman-teman sekalian) juga bisa diposting di sana lho 😁 Bisa belajar juga dari penulis-penulis kawakan di sana

Selamat malam Ibu Siska
Perkenalkan saya ibu Aning S dari Pati ...gel 12
Apakah artikel informatif itu bisa mendapatkan nilai dalam PAK jika artikelnya tidak sesuai mapel, dan dimana artikel itu bisa dipublikasikan?
Terima kasih
Selamat malam Bu Aning, terima kasih atas pertanyaannya.
Dalam artikel informatif biasanya kita menyampaikan informasi atau pengetahuan kepada khalayak tentang suatu hal. Misal bagaimana cara mengajar dengan menyenangkan.
Menurut saya, seharusnya bisa dapat nilai dalam PAK, Bu. Karena apa? Karena melalui tulisan itu Ibu bisa mengarahkan khalayak tentang sesuatu. Ibu juga bisa menjawab permasalahan khalayak terhadap sesuatu. Misal, saya membutuhkan informasi tentang bagaimana mendampingi anak belajar. Kemudian saya googling, eh saya nemu tulisan Ibu tentang itu. Jika saya praktikkan dan kemudian berhasil, maka itu berarti Ibu sudah membantu saya menyelesaikan masalah saya tersebut 🤗
Kemudian di mana bisa dipublikasikan, saat ini media massa mainstream (Kompas, Republika, Tempo, dan lain-lain) sudah membuat wadah jurnalisme warga, seperti Kompasiana (milik Kompas). Di sana kita bisa menulis tentang apa saja, selam itu baik dan informatif. Cara mendaftarnya pun mudah dan gratis. Nah Ibu bisa buat akun di sana, kemudian Ibu tuliskan artikel informatif yang Ibu tulis. Kemungkinannya besar untuk dibaca khalayak jika topik yang Ibu angkat bersifat umum dan informatif.
Ini alamatnya kompasiana ya Bu:
Sampai saat ini sih  Kompasiana memang yang paling besar dibandingkan forum yang lain.
Demikian Ibu Aning 🙏🏼😁

Assalamualaikum mbak Siska saya edi Syahputra.H dari Aceh sungguh mantap tulisan nya Setelah saya mengikuti kuliah dari buk Siska Distiana yang menarik bagi saya adalah tulisan tentang   berita, yang ingin saya tanyakan bagaimana menulis berita yang baik.
Wa'alaykumsalam Pak Edi. Wah, saya ingin sekali bisa berkunjung ke Aceh lagi.. Bumi Aceh sangat mengesankan 👍🏼🤩

Terima kasih atas pertanyaannya Pak. Bagaimana menulis berita yang baik? Pertama harus terpenuhi dulu semua unsur beritanya. Apa itu? 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, dan How).
Jadi sebuah berita harus bisa menceritakan siapa melakukan apa, kapan dan di mana dilakukannya, mengapa melakukan itu, dan bagaimana ia melakukannya.
Kedua, ada nilai aktualitas dan faktualitas dalam berita. Aktualitas itu kecepatan berita ditayangkan. Jadi makin cepat sebuah peristiwa diangkat menjadi berita dan ditayangkan/dimuat, akan lebih diminati khalayak.
Kemudian faktualitas, ini bicara tentang kebenaran. Jadi sebuah berita harus benar-benar berdasarkan peristiwa nyata. Makin dekat sebuah berita dengan keseharian khalayak, biasanya akan makin diminati. Misal, Pak Edi menuliskan berita tentang seorang guru biologi di Aceh yang berhasil menemukan formulasi vaksin corona. Nah, Rekan-rekan guru lain pastilah akan tertarik untuk membaca itu daripada membaca tentang fashion show yang digelar di New York 😁.
Terakhir, kemampuan menulis kita berbanding lurus dengan kemampuan membaca, saya selalu percaya itu. Jadi, makin banyak Bapak membaca berita, maka Bapak akan lebih mudah memproduksi diksi kata yang menarik pada naskah berita Bapak.
Demikian kiranya, Pak Edi 🙏🏼😁

Slmt malam ibu Siska,penulis bertanggungjawab penuh atas kebenaran informasi,yg saya tanyakan, apakah perlu surat keterangan untuk mempertanggung jawabkan kebenaran itu,kalau perlu bagaimana proses nya? Trims salam dari ibu Lusia.
Halo Ibu Lusia, selamat malam. Terima kasih atas pertanyaannya 🤗
 Tentang surat keterangan, jika tidak ada yang menggugat tidak ada surat keterangan pun tak mengapa Bu.
Surat keterangan kan biasanya diperlukan untuk ranah hukum ya. Jadi, jika tulisan kita dapat diterima dengan baik, tidak disertai surat keterangan pun tak mengapa.
Lalu bagaimana cara membuat surat keterangan tersebut? Humm... jujur saya belum punya pengalaman juga tentang ini. Namun sepertinya bisa kita cari tahu dari institusi pemerintah yang menangani Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), ada Dirjen Kekayaan Intelektual https://www.dgip.go.id/
Assalamu alaikum Bu Siska, saya Bu Iin Kediri.  Pencapaian yg luar biasa, berbagai tulisan dihasilkan oleh Bu Siska.  Bisa minta tips awal mulai menulis kapan dan siapa yg membentuk Bu Siska bisa seperti ini.  Dan bagaimana peran sekolah dalam mengasah kemampuan Bu Siska. Ini untuk kita terapkan ke anak dan siswa kita. Terima kasih
 Wah, bagus sekali Ibu... TOSS ah, kita senasib 🤭🤭🤭.
Saya juga saat ini sedang rehat jadi content writer Bu. Kemarin sempat ambruk, sebulan Ramadhan saya sakit 😁. Jadi untuk sementara waktu sama suami dilarang menerima kerjaan content writer (CW) dulu. Memang tantangan kerja CW di situ ya Bu, berkejaran dengan deadline. Namun pelajaran berharga yang saya dapatkan dari sana adalah konsistensi ya Bu. Konsistensi menulis dan mengatur waktu. Jika kita bisa atur setiap hari menulis 1-2 artikel, saya kira tidak akan masalah. Ini yang masih menjadi tantangan saya sih memang 🤭. Saya belum lulus di ujian manajemen waktu ini Bu 😁.
Demikian kiranya Bu Sri 🙏🏼😁



Assalamu'alaikum wr. wb.
Salam kenal bu, saya bu Titin dr SDIT Annaba Subang
Ijin bertanya :
1.Kesalahan apa saja yg sering ibu temukan ketika mengedit BP?
2.Bagaimana tips ibu dalam memanajemen waktu ketika menulis dgn pekerjaan ibu lainnya?
Terimakasih🙏🙏
Wa'alaykumsalam warrahmatullahi wabarakatuh, Bu Titin. Terima kasih atas pertanyaannya...
1. Pertama dan paling banyak terjadi adalah kesalahan teknis penulisan (kata tidak baku, tidak sesuai PUEBI, salah ketik, dan sebagainya). Kedua, kesalahan substansial biasanya berkisar antara kurangnya penjabaran pada "how to"-nya alias bagaimana cara menyelesaikan permasalahannya. Atau kurang menjabarkan metode yang digunakan.
2. Ehehehhee... saya masih merasa belum lulus ujian manajemen waktu ini Bu. Jadi masih berkejar-kejaran antara ngurus rumah, ngasuh anak, sama kerja 😁🤭. Saya sudah coba buatkan jadwal dan pembagian waktu di ketiga urusan itu, tapi eksekusinya belum oke ini Bu 🙈. Kebetulan saya masih punya balita (3 tahun), jadi jadwal saya masih suka berubah-ubah tergantung mood-nya si Adik ini.
Demikian kiranya Ibu 😁

Assalamualaikum Wr Wb, Bu Siska.
Saya Ibu Yani dr Yogya. Ketika menulis, sy sdh menulis poin2 yg akan sy tulis. Namun di tengah menulis, sy kesulitan dlm mengembangkannya (tdk bs banyak). Bgmn agar sy bisa mengembangkan tulisan dgn mudah?
Wa'alaykumsalam warrahmatullahi wabarakatuh, matur sembah nuwun Bu Yani atas pertanyaannya.

Pertanyaan Ibu beberapa kali pernah saya alami juga. Kalau dalam dunia kepenulisan ini istilahnya writer block.
Ibu bisa googling, ada banyak sekali kiat yang dituliskan para penulis kawakan tentang bagaimana mengatasi itu.
Kalau saya, biasanya saya berhenti sejenak dan melakukan hal lain yang saya suka. Kebetulan saya suka nyanyi 🙈 Jadi saya rehat sebentar untuk nyanyi. Biasanya setelah itu pikiran jadi jernih kembali. Tilawah Quran juga sangat membantu menstimulasi otak untuk bekerja lebih baik, Bu.. Bisa dicoba juga 😁👍🏼
Setelah pikiran jernih  kemudian coba urai lagi ide yang mau ditulis tadi. Menggunakan peta pikiran atau mind mapping sangat membantu. Tulis saja semua yang ada di pikiran kita dan semua yang berkaitan dengan ide tulisan kita tadi. Nah dari sana pengembangan tulisan bisa dilakukan.
Terakhir, kemampuan menulis kita berbanding lurus dengan kemampuan membaca. Makin banyak baca maka akan makin banyak juga kosa kata yang kita punya. Selain itu kita juga belajar bagaimana membangun tulisan/karya. Dengan demikian kita akan lebih lancar menulis.
Demikian Ibu, semoga terjawab ya 🙏🏼😁

Assalamualaikum...
Ibu , sy Esti dari Babel mau tanya tehnik penulisan Essay  itu yg bgmn ya bu... Ada ngk cthnya bu... Tks🙏

Wa'alaykumsalam Bu Esti, terima kasih atas pertanyaannya 😁. Esai itu sama seperti opini di media massa. Bu Esti bisa coba lihat di koran pada kolom opini.
Ketika mau menulis esai, kita tentukan dulu topik apa yang mau kita tanggapi. Kemudian uraikan tanggapan kita seperti apa. Terakhir cari referensi yang terkait jika diperlukan.
Misal, Bu Esti ingin menanggapi tentang kasus positif corona di Indonesia yang terus meningkat. Pertama Ibu kumpulkan dulu data tentang itu, misal jumlahnya berapa, kenaikannya berapa per hari, dan seterusnya.
Kedua, tuliskan apa gagasan Ibu terhadap itu, misal Ibu punya ide tentang bagaimana caranya mengurangi penyebaran corona. Nah uraikan satu per satu, misal pertama di rumah aja, kedua rajin cuci tangan, dan seterusnya. Jangan lupa masing-masing poin dijelaskan.
Ketiga, jika ada referensi untuk mendukung ide Ibu, akan lebih baik. Misal, rajin cuci tangan bisa mencegah penyebaran corona, adakah teori atau pendapat ahli yang menguatkan itu.
Demikian Bu Esti 🙏🏼😁

Contoh esai yang pernah saya tulis nanti saya lampirkan lagi di bawah sini ya Bu. Di internet juga banyak, Ibu bisa googling 😁

Demikianlanlah materi kuliah kita malam ini yang sangat luar biasa disampaikan oleh ibu Siska. Pemaparan yang sangat sistematis beserta contoh yang diberikan sehingga saya sebagai peserta belajar menulis dapat mengetahui dan membedakan beragam karya nonfiksi. Semoga resume ini bermanfaat dapat membantu Bpk/ibu , Sdr/i dalam membuat karya non fiksi.

Salam semangat menulis
Peserta Belajar Menulis Gelombang 1o
Peresume. Rita Wati, S.Kom

Posting Komentar

4 Komentar