Ada suara
motor berhenti terdengar dari rumah Tiara. Motor supra berwarna hitam dengan
lis berwana kuning dan hijau terparkir di halaman rumahnya.
“Assalamualaikum,”
ucap pemuda yang hendak bertamu ke rumah Tiara.
“Walaikumsalam,”
jawab Tiara.
“Tiara,
ya?” Tanya pria yang sambil membuka sepatu kets berwarna biru dongker tertulis
adidas.
“Iya...Bang,
silakan masuk.”
“Dah,
lama nggak ketemu, kemana aja Tir?”
“Tiara
kuliah Bang, ini lagi liburan,” jawab Tiara.
Tiara
menuju ke dapur membuatkan teh untuk Bang Saiful yang pernah menjadi
tetangganya dahulu.
Tiara
menyuguhkan teh hangat ke pada Bang Saiful.
“Silakan
diminum Bang,”
“Iya,
.... Ow ya Tiara kamu sekolah di SD 004 ya?”
Tiara
sedikit kebingungan, mungkin Bang saiful ingin memastikan sekolah SD Tiara dulu.
“Iya
Bang dulu memang Tiara Sekolah di sana,”
“Pak
siapa tuh namanya, yang galak Pak Basri masih ngajar di sana?”
“Kurang
tahu Bang, udah lama nggak pernah ke SD lagi.”
Tak
lama kemudian terdengar suara motor metik yang berhenti di halaman rumah Tiara.
Dodi kakak Tiara baru pulang dari kerja.
“Hei,
lamban apa kabar?” Teriak Bang Saiful kepada Dodi.
“Hai, cudui,”
balas Dodi.
Mereka
saling menyapa dengan sebutan candaannya sedari kecil.
“Dod,
dulu sewaktu kau bolos, terus Pak Basri kasih hukuman apa?”
“Aku
bolos, mana pernah ketahuan,” jawab Dodi.
Tiara
mulai kebingungan obrolan Bang Saiful dari tadi hanya tentang kisah masa kecil.
“Tek
Mar, Mamak ada tinggalkan kunci rumah?” tanya Bang Saiful kepada ibu Tiara.
“Indak
ado.....” (Tidak ada), jawab ibu Tiara.
“Tir, jangan dilayan si Saiful tu, agak
konslet inyo,” (Tir, jangan
diladen si Saiful agak konslet dia) ucap ibu kepada Tiara.
“Konslet?
Maksudnya apa Mak?”
“Itulah 4 tahun lalu inyo kacalakaan, tahantak kapalonyo, koma lamo ado tigo bulan. Alhamdulillah lai panjang umuanyo. Mancaliaknyo wakatu itu aghah ndak idui do. Tapi itulah nan diinge memori nan lamo-lamo.
Sasakali nyambuang, beko kumaik nan di caritonyo
kajadian-kajadian dahulu. Itu tanyo kunci, wakatu amaknyo masih tingga di sabalah rumah
kito, lah ampie 15 tahun, itu nan ditanyoe.
(Itulah 4 tahun lalu dia kecelakaan, terhentak kepalanya, koma lama ada tiga bulan. Alhamdulillah panjang umurnya. Melihatnya ketika itu seperti tidak ada harapan untuk hidup.
Tapi itulah yang diingat memorinya yang lama-lama. Sesekali nyambung, tidak
lama kumat yang diceritakannya kejadian-kejadian lama. Itu tadi dia tanya
kunci, sewaktu mamaknya masih tinggal di sebelah rumah kita, kejadian 15 tahun
lalu, Itu yang ditanyanya.)
“Tek, kata Mamak ada yang mau dijodohkan
anaknya sama aku, tapi sampai sekarang nggak datang-datang,” ucap Bang Saiful
kepada ibunya Tiara.
“Itu taruih nan diiinge’nyo. Sabalum
kajadian malam tu ado ughang andak batanyo untuak dijodohkan ka anaknyo. Malang
tibo kacalakaan. Mancaliak kaadaannyo, ragulah ughang batanyo. Sampai kini itu
taruih nan ditanyo ka amaknyo.”
(Itu
terus yang diingatnya. Sebelum kejadian malam itu ada orang yang mau
menjodohkan anaknya ke dia. Malang tiba kecelakaan. Melihat keadaanya, ragulah
orang yang mau menjodohkan anaknya sama orang sakit. Sampai sekarang itu terus
yang ditanya kepada ibunya).
“Minum
tehnya, cape’ pulang, lamo rumah tingga beko ado maliang,” (Minum tehnya,
segera pulang, rumah kalau tinggal lama nanti ada maling). Ucap ibu Tiara.
“Iyo
Tek, aku pulang dulu ya,” Saiful pamit kepada Ibu Tiara.
“Dod,
jangan lupa ya habis sahur nanti, kita main mariam. Aku mau buat mariam yang
panjang dulu” ucap Saiful ke Dodi.
“Sekarang
belum puasa, masih lama, masih 3 bulan lagi” jawab Dodi.
“Oh masih
lama, ya udah aku pulang dulu.Nanti lebaran kita jalan-jalan ya!”
“Okay,”
jawab Dodi.
Saiful
berlalu dengan motor supranya.
“Ya gitulah
kalau ketemu yang diceritain cerita masa lalu,” Dodi memberi penjelasan kepada
Tiara.
Jembrana,
7 Februari 2021
Naskah Lomba hari ke-7
NPA:22010300468
14 Komentar
Mantap, sudah posting.
BalasHapusIya Bu Lus
HapusLanjut terus hingga tuntas, Bu Rita.
BalasHapusBismillah Pak, semoga ide terus mengalir
HapusTiara masih bengong mlihat kepergian bang saiful...hehe
BalasHapusHehe ,
HapusKasihan Saiful yah..
BalasHapusYa Bu,
HapusTiara oh tiara ayoo dilanjut....
BalasHapusBesok kira kira tiara cerita apa yaa
masih mikir Pak Indra
HapusSaya suka sekali gaya bertuturnya. Enak dan renyah. Dan saya suka belajar bahasa daerah rasanyo indak ado duonyo. Mantabb
BalasHapusTerimakasih Pak Bajuri
HapusTiara sabar banget ,pendengar yg baik hati
BalasHapusHehe
Hapus