Meniru

 

Anak-anak memang tidak pernah bagus di bidang mendengarkan orang yang lebih tua, namun mereka tidak pernah gagal untuk meniru mereka. -James baldwin-


H

ujan sangat deras. Tiara mengurung niatnya untuk pulang.  Ia menunggu reda. Satu per satu orang tua teman Tiara telah menjemput anaknya. Tiara masih bertahan menunggu hujan berhenti.  Tiara sudah tahu, tidak ada yang akan menjemputnya.

    Suasana sekolah semakin sepi tinggal Bu Kasmi, Anton dan Tiara. Bu Kasmi pun akan segera pulang. Ia telah dijemput oleh suaminya.

“Tiara dan Anton kamu belum di jemput?”

“Belum Bu,” Tiara menjawab.

Hujan sedikit mulai reda.

“Ibu pulang duluan ya!”

“Ya, Bu,” jawab Anton dan Tiara.

        Hujan ternyata kembali mulai deras dari jarak 2 meter Tiara memperhatikan Anton. Jika Anton menerobos hujan maka ia juga akan mengikutinya. Tiara tidak mau seorang diri di sekolah.

        Akhirnya  Anton menerobos hujan, Tiara pun mengikutinya. Tiara berlari dan pulang dengan baju  basah kuyup.

        Tiara di sambut oleh  ibunya dengan handuk,  teh dan sup hangat.

    Tiara baru duduk dibangku kelas 4 SD. Saat ia pulang ada Paman Romi adik ibunya.

    Tiara menayalami Paman Romi. Paman bertanya kabar tentang Tiara.

    Saat itu Paman sedang menyalakan korek api batangan untuk membakar rokok yang sudah menempel di bibirnya.

    Awalnya Tiara biasa saja, toh laki-laki dewasa memang banyak yang merokok. Akan tetapi ada sesuatu yang menark perhatian Tiara. Ketika batang rokok di bibir paman telah berasap. Api dari batang korek api itu Paman matikan dengan cara yang tidak biasanya.

    Kebanyakan orang mematikan dengan cara meniup ataupun dengan cara menekankan ke asbak akan tetapi batang korek api yang masih menyala itu paman buang ke lantai kemudian ia mematikan dengan jempol kaki kanannya.

    Tiara tertegun. Ternyata ada cara baru mematikan batang korek api sisa dan menurut Tiara itu sangat menarik.

    Peristiwa itu terekam di pikiran Tiara. Ia pun berkeinginan untuk mematikan batang korek api dengan cara seperti Pamannya.

    Setelah sepi ia pun mencari korek api. Ia melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Pamannya.

Seketika...

    “Aduuuh,” Tiara berteriak kesakitan. Kakinya kepanasan menginjak batang korek api yang menyala.

 

Jembrana, 1 Februari 2021

Nama : Rita Wati

Naskah Lomba Hari ke-1

NPA:22010300468

Posting Komentar

10 Komentar

  1. Bunda Rita, trimks share cerpen yg luar biasa. Sebaiknya orang tua jangan mempelihatkan hal yg aneh2 jadi ikutan ha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Bunda sudah berkunjung ke gubuk saya

      Hapus
  2. Kasian tiara,,mungkin kakinya sedikit melepuh

    BalasHapus
  3. Penasaran anak memang luar biasa. Selalu ingin mencoba meniru.

    BalasHapus
  4. Anak-anak suka meniru, kita sebagai orang dewasa harus berhati-hati dalam bersikap.

    BalasHapus