Don't judge the book by it's cover -Uknown-
Tiara melihat ibunya begitu resah saat keluar rumah. Beberapa saat kemudian ibunya pulang dengan membawa beras dikantong plastik kecil. Ibunya segera menanak nasi di dapur. Selesai Maghrib saat makan malam ibu menghidangkan nasi panas yang telah diaduk dengan garam dan minyak goreng lalu diberikan kepada Tiara.
“Tiara, ayo dimakan!”
“Ya, Mak”
Tiara tidak melihat lauk di meja.
Hidangan yang ibunya berikan mulai disantapnya. Tiara suka terasa enak
dilidahnya. Tiara pun makan dengan lahap. Bahkan ia minta menambah nasi kepada
ibunya.
Sedangkan Dodi masih terlihat
ogah-ogahan ia tidak sudi dengan menu yang diberikan oleh ibunya. Melihat
tingkah putranya sang ibu terpaksa membeli telur untuknya.
Keesokan hari, ibu hanya menyediakan
hidangan lauk telur dadar yang telah dipotong kecil-kecil. Tiara mulai bertanya
kepada ibunya.
“Mak, tidak ada ikan?”
“Tidak ada sayang, maafkan ibu, uang
yang diberi ayahmu sudah habis.”
Ayah Tiara adalah seorang pedagang
keliling yang bekerja dari satu pulau ke pulau lain. Perjalanan jauh membuat
ayahnya pulang tidak menentu. Terkadang bisa berbulan-bulan lamanya. Sebagai
gadis kecil yang belum genap sembilan tahun ia bisa memahami keadaan orang
tuanya.
***
Pukul telah menunjukkan 06.40 WIB.
Waktunyan berangkat sekolah. Tiara saat itu mendapatkan uang jajan sebesar 100
rupiah. Cukup membeli 2 potong kue. Sedangkan kakaknya Dodi 200 rupiah. Saat ibunya
hendak memberi uang jajan untuk kakaknya ibu hanya memiliki uang 150 rupiah.
Dodi merajuk, ia tidak mau berangkat
ke sekolah jika uang jajannya kurang.
“Tir, bisa ibu pinjam uang Tiara 50
rupiah untuk kakakmu?”
Tiara
mengiyakan permohonan ibunya.
Melihat
raut wajah kakaknya yang merengut Tiara memberi uang jajannya 50 rupiah kepada
kakaknya agar mau berangkat ke sekolah.
“Nih Bang, uangnya!”
seketika Dodi menyabet uang dari Tiara.
Dodi dan Tiara terpaut 3 tahun. Tiara
duduk di kelas 3 SD sedangkan Dodi kelas 6 SD. Berada di sekolah yang sama Dodi
tidak pernah berangkat berbarengan dengan adiknya. Di sekolah pun ia terlihat
cuek dengan Tiara.
Jam istirahat Tiara hanya bisa membeli
sepotong kue dengan uang yang ia miliki saat itu. Tiara lupa membawa air dari
rumah. Tiara bingung apakah uang yang ia miliki dibelikan air atau jajanan.
Rasa haus dan lapar menggerogoti perut mungilnya. Lama ia memutuskan, akhirnya
ia lebih memilih membeli air karena teringat dengan pelajarannya jika manusia
tidak bisa bertahan jika tidak ada air daripada makanan.
Tatkala Tiara sedang duduk di bawah
pohon sambil meneguk air yang ia beli, Dodi datang menghampiri Tiara dengan
memberi sepotong roti untuk adiknya.
NPA : 22010300468
8 Komentar
Kak Dodi sebenarnya sayang sama tiara..
BalasHapusSayang yang tersirat
Hapuskakak laki-laki memang ada yang menunjukkan sayangnya sama adik secara tidak langsung
BalasHapusBenar bun
HapusHmmm... bangga sama Tiara.
BalasHapusSemangat Tiara
HapusWaktu kecil saya suka makan nasi masih mengepul ditaburi garam atau terasi, rasanya sedap dan bikin pengen nambah :)
BalasHapuskenangan indah Bu ya
Hapus