Lebih Baik Diamlah, Daripada sekadar basa-basi
-Uknown-
S |
uasana siang itu sangat cerah. Pukul 14.30 WIB Sinta
tetangga Tiara pulang dari sekolah. Saat menunggu angkot Sinta melihat seorang
bule yang sedang menggendong ransel di seberang jalan.
Melihat bule yang berjalan seorang
diri Sinta iseng seperti biasa say hallo kepada si bule.
“Hallo
Mr. How are you?”
Bule memandang ke seberang jalan
terlihat seorang siswi melambaikan tangannya. Bule menoleh ke kikiri dan
kekanan. Rupanya ia hendak menyeberang dan menghampiri Sinta.
Sinta mulai gelagapan, apa yang harus
ia bicarakan selanjutnya yang pasti ia hanya tahu how are you, I’m fine selebihnya yes dan no.
“Hi
Mr....,” sapa Sinta kepada Bule yang telah ada dihadapannya.
“Hi...,
how do you do?” balas si Bule.
Sinta hanya tersenyum, kemudian dia
malah balik bertanya.
“How
are you Mr?”
“I’m
Fine thank you, what about you?”
“I’m
fine too.”
Tiba-tiba angkot jurusan Kampung Baru melintas dan Sinta pun melambaikan
tanggannya ke angkot. Angkot berhenti Sinta masuk ke dalam dan memilih tempat
duduk yang dekat dengan pintu biar. Ia melihat ke luar dan basa-basi kepada Bule. Mr.Bule mau ikut nggak
ke rumah ku. Tak diduga si Bule ikut masuk ke dalam angkot.
***
15 menit perjalanan Sinta pun tiba dan
meminta sopir berhenti. Sinta turun dari angkot ia merasa kebingungan karena
Bule juga ikut turun dari angkot. Sinta tidak mengajak Bule ke rumahnya akan
tetapi ia bawa Bule tersebut ke rumah Tiara.
Saat itu Tiara dietahui sudah mengikuti
kursus bahasa Inggris.
“Assalamualaikum,” ucap Sinta di depan
pintu rumah Tiara.
“Waalaikumsalam,” Ucapa Ibu Tiara.
“Bi, Tiara mana? Ini ada Bule tadi di
basa-basi ajak main ke rumah benaran ngikut dia.” Sinta menjelaskan dengan
tertawa.
“Tir, ini ajak Bule ngobrol nih, aku cuma
bisa yes/no aja.” Ucap Sinta sambil meninggalkan Bule di rumah Tiara.
Tiara terperangah, bagaimana caranya
dia mengajak Bule dewasa ini. Memang Tiara sudah mengikuti kursus selama 4
bulan ini. Tapi, untuk bicara sama Bule dia butuh ekstra keberanian.
“Please
sit down, Sir,” ucap Tiara dengan malu-malu.
“Ok,
thank you.”
Semua saudara Tiara mulai berkumpul di
ruang Tamu. Mereka kaget ada Bule benaran yang datang ke rumahnya.
“Tir, coba tanyain namanya siapa?”
“What is your name sir?”
“My Name is John.”
“Sudah
nikah belum,” teriak sepupu Tiara.
“Have
you got married sir.” Tiara menterjemahkan pertanyaan dari sepupunya.
“No,
I’m free.”
Tidak lama kemudian.
“Boleh saya numpang tidur di sini 15
menit,” ucap Bule dengan bahasa Indonesia yang lancar dan jelas.
“Wah bisa bahasa Indonesia,” ucap
Sinta yang baru ganti baju dan kembali lagi ke rumah Tiara.
“Iya, saya bisa bahasa Indonesia,
makanya tadi saya di ajak mampir saya ikut.”
Semua tertawa ngakak ternyata Bule
yang diajak ke rumah Tiara sudah bisa berbahasa Indonesia.
Bule pun dipersilakan untuk istirahat
sejenak di rumah Tiara. Benar saja 15 menit kemudian ia terbangun dan meminta
izin membuat kopi yang ia bawa dari negara asalnya Belanda.
“Ada yang mau coffee late,” ucapnya
kepada semua keluarga Tiara.
“No...no...no,”
ucap saudara-saudara Tiara.
Karena tidak ada yang mau kopi
tersebut ia simpan kembali ke dalam tas. Selesai menikmati kopi Bule pun pamit
dari rumah Tiara.
“Terimakasih saya sudah diizinkan
tidur, saya mau melanjutkan perjalanan.”
Sepeninggalan Bule Sinta tertawa
terbahak-bahak pantesan aja dia ngikut, ternyata bisa bahasa Indonesia.
Jembrana, 17 Februari 2021
Naskah Lomba Hari ke-17
NPA : 22010300468
0 Komentar