"Seiring berjalannya waktu, waktu mengajarkanmu banyak hal." – Aeschylus-
Time for study no time for love. Kalimat ini pertama kali Tiara temukan
di buku pelajaran Kakaknya. Sejak membaca itu, Tiara seperti terhipnotis. Suka
dengan kata-katanya. Hingga kalimat motivasi tersebut ia tulis di semua buku
pelajarannya.
Mungkin sebagian orang menganggap tulisan itu hanya sekadar
kiasan. Tapi tidak baginya. Menurutnya maknanya sangat dalam. Sehingga, Tiara
bertekad selama menempuh pendidikan ia tidak ingin berpacaran.
Walaupun menurut sebagian orang tidak pacaran itu tidak gaul,
tidak keren dan tidak beken. Tapi tidak untuk versinya. Tidak gaul, menurutnya
yang tidak bisa bahasa asing ataupun Gaptek (Gagap Teknologi).
Tidak keren baginya, jika di sekolah kerjaannya sukanya menyontek.
Tidak beken, menurutnya tidak berwibawa
yang suka ketawa terbahak-bahak yang hanya sibuk dengan gebetan baru dan sibuk
dengan membahas tentang mantan.
Dari SMP Tiara sudah berpikiran tidak mau berpacaran karena
tidak mau disebut mantan oleh seseorang. Menurutnya jika ada yang mengatakan “Itu
mantanku!” Menurutnya itu adalah sebuah
aib. Tiara tidak rela jika tiba-tiba, bertemu seseorang yang mengaku sebagai mantannya.
Benar saja selama sekolah bahkan hingga kuliah Tiara tidak
pernah peduli dengan malam Minggu, tidak peduli dengan orang lain yang diapel
sama pacarnya.
Sewaktu Kuliah Tiara pernah berkunjung ke kosan temannya. Ia melihat-lihat koleksi foto. Betapa surprise jika satu album itu semua merupakan mantan dari sahabatnya.
Menurutnya itu gak logis dan ada yang salah jika seorang wanita yang bangga memiliki koleksi banyak mantan. Dalam ajaran agama pun tidak membenarkan itu.
Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isra' Ayat 32)
Mendekatinya saja dilarang keras apalagi terjun ke dalamnya.
Walaupun sebagian orang menganggap pacaran untuk penyemangat,
pacaran untuk motivasi, pacaran untuk persiapan masa depan. Tapi, banyak ditemukan
orang yang berpacaran akhirnya berpisah.
Suatu
ketika Tiara bertemu dengan calon mahasiswi yang baru tiba di Yogyakarta.
Saat itu ia pernah mampir ke kosan Tiara karena ada temannya yang se-kos dengannya. Saat itu si mahasiswi tersebut masih terlihat
sangat lugu.
Akan
tetapi belum genap setahun ia kuliah Tiara mendengar jika teman dari teman
kosnya tersebut telah melahirkan seorang anak. Tiara terheran, belum menikah tapi
telah melahirkan dan orang tuanya tidak tahu sama sekali tentang itu. Sangat disesalkan
lagi si anak dititipkan di panti asuhan.
Tiara
terus berpikir bisa jadi orang tuanya menganggap anaknya baik-baik saja selama
menempuh kuliah. Akan tetapi pada kenyataannya anaknya telah hamil di luar
nikah bahkan telah memiliki anak yang dititipkan di panti asuhan. Benar-benar
seperti cerita dalam sinetron.
Dari
kejadian tersebut Tiara banyak belajar benarlah keputusannya agar tidak pacaran
selama menempuh pendidikan. Cukup taaruf (berkenalan dengan cara yang baik
melalui perantara orang tua /dewasa) jika saatnya sudah siap membangun bahterah
rumah tangga.
2 Komentar
Tokoh Tiara memang sosok yg luar biasa. Lanjut Bu Rita
BalasHapusTerimakasih Bunda Kanjeng
Hapus