Puasa hari ke-3 tanpa planning
yang matang kami memutuskan untuk pulang mudik di awal sebelum larangan mudik
berlaku. Me and my little family berangkat dari rumah pukul 06.30 WITA.
Tidak ada bekal makanan karena
kami memutuskan untuk tetap berpuasa walaupun status berubah menjadi musafir.
Kami berpikir toh cuma dalam kendaraan pribadi.
Alhamdulillah perjalanan kami
cukup lancar tanpa ada kemacetan. Jalanan cukup bersahabat. Ketika melintasi
kapal penyebrangan Gilimanuk-Ketapang sangat lancar tanpa mengantri. Pelabuhan
sepi dan di dalam kapal hanya ada 8 kendaraan pribadi dan satu buah pick up.
Selama perjalanan kami hanya 3
kali berhenti. Hentian pertama di Banyuwangi kami berhenti di salah satu
pertamina untuk mengisi bensin.
Hentian kedua di salah satu masjid Probolinggo kami
memutuskan untuk Salat Duha. Alhamdulillah wudu membuat mata segar kembali karena
sebelumnya rasa kantuk yang menyerang ditambah suami sepanjang jalan selalu
menguap.
Hentian ketiga di masjid rest
area di dalam tol jurusan Mojokerto.
Kami memutuskan untuk melewati tol mulai dari Probolinggo sampai berakhir di tol Ngawi dengan total
tarif Rp.256.500.
Saya bersyukur selama perjalanan tidak mabuk sehingga saya dapat memanfaatkan waktu membaca ayat suci
Alquran yang telah diinstal di HP. Tidak seperti biasanya sering
mabuk jalan sehingga untuk melihat HP saja tidak sanggup.
Dalam perjalanan beberapa kali
saya melihat WA dan FB, ada postingan di FB yang sangat menarik dari Om Mataharitimoer
Emte yang mengetag saya yaitu testimony beliau tentang buku saya yang berjudul
Tiara. Berikut testimoninya.
Menamatkan
antologi cerpen ini semalaman jelang tidur. Karya Rita Wati ini berisi 30
cerita tentang si kecil Tiara hingga ia jadi mahasiswa di Jogja.
Tiara
anak pemalu tapi kalau penasaran dengan sesuatu, tak berhenti sampai situasi
dan kondisi menghentikannya. Pembabaran cerita demi cerita melesatkanku pada
fragmen waktu. Terbawa pada kepolosan Tiara di kampungnya lalu terbang di kamar
kos tumpangannya di Jogja. Melesat lagi ke ruang tamunya yang ditumpangi
keluarga Tek Zaenab yang akhir hidupnya mengenaskan. Tragis!
Banyak
spot dalam buku ini yang memicu imajinasi yang lebih detail dan lebih liar.
Namun aku memahami proses penulisan buku ini hanya 30 hari. Menulis satu hari
satu tulisan memang bukan pekerjaan mudah tapi bu Guru ini sanggup menuntaskan
apa yang ia inginkan. Ya, seperti Tiara.
#cerpen
#karyateman
Mendapatkan testimoni dari
salah satu blogger detik yang memiliki jam terbang yang sangat tinggi dalam
dunia kepenulisan dan mengisi training sudah hampir 250 kota di tanah air tentu
saja membuat hati riang.
Tol sangat sepi hanya ada
beberapa kendaraan yang melintasi sehingga kendaraan bisa melaju pesat sehingga
kami bisa sampai di Ngawi pukul 16.30 WIB. Rekor perjalanan kami yang paling
tercepat. Biasanya jika kami melewati tol memakan waktu 12-13 jam jika tidak
melewati tol perjalanan memakan waktu sekitar 18 jam.
Tidak lupa kami mampir terlebih
dahulu untuk membeli menu untuk berbuka. Liarnya mata wanita ketika
diperjalanan terlihat baju yang cantik di sebuah toko sekitar Paron.
Benar-benar tanpa rencana niat
hanya mampir dan melihat akhirnya sebuah gaun, rok dan jilbab berwarna silver bisa
di bawa pulang dengan mengeluarkan 5 lembar uang Sukarno-Hatta.
Pukul 17.15 menit tiba di rumah
dengan hati bahagia. Orang tua yang hanya berdua di rumah tanpa ada anak yang
menemani merasa sangat bahagia dan terhibur dengan kehadiran anak, menantu dan
cucunya.
Ucapan syukur bergetar berulang kali keluar dari bibir renta, yang telah menunggu 16 purnama kehadiran cucu dan menantu yang baru bisa pulang selama pandemi.
Ngawi, 16 April 2021
Puasa Hari ke-4
10 Komentar
Alhamdulilah..setelah sekian purnama akhirnya bisa bertemu langsung dengan keluarga tercinta... Selamat menikmati kebersamaan melepas rasa rindu yang menggebu bu Rita..
BalasHapusTerimakasih Bu Ati
HapusKeren. . Bunda, trimks share pengalamannya. Alhamdulillah ssudah sampai di tempat. Walaupun ASN dilarang mudik ha... Semangat dan selalu lancar diperjalanannya, Aamiin...
BalasHapusAamiin terimakasih Mak Yamin, hehe sebelum berlaku larangsn mudik tanggal 6 Mei Bun
HapusSelamat berkumpul dengan keluarga Bu Rita, semoga Bu Rita sekeluarga sehat selalu
BalasHapusAlhamdulillaah syukurlah sampai dengan selamat
BalasHapusAlhamdulillah sampai dengan selamat. Selamat menikmati waktu berkumpul bersama keluarga.
BalasHapusSenangnya Bunda sudah bertemu dengan orang tua. Saya jadi ingin mudik ke solo. Sudah 2 tahun kami tidak pulang.
BalasHapusMasya Allah. Ingin juga saya mudik ke Jogja, tapi belum bisa sekarang karena satu dan lain hal. Terlebih libur lebaran hanya sedikit. 😁
BalasHapusWah! Baca ini dan keinginan mudik saya menjadi semakin meronta-ronta.
BalasHapus