Bromo I'm Coming

  

            “Besok  libur loh, main yuk ke mana gitu.” Bu Iluh menyapaku, padahal baru saja aku tiba di sekolah pagi itu.

            “Ayo, ke mana Bu.”

            “Terserah kamu.”

            “Bromo Bu, gimana?”

            “Okay.”

            Aku pun langsung menelpon suamiku apakah ia punya waktu esok hari Sabtu. Udah sekian kali perjalanan yang tanpa di rencanakan kembali terjadi. Hanya sekedar mencari informasi dari teman yang sudah sering mengantar tamu ke sana. Menanyakan bagaimana jalan menuju Bromo.

            Informasi di peroleh kita harus pesan penginapan terlebih dahulu agar tidak kerepotan karena di hari libur jumlah wisatawan akan membludak. Persiapan jaket karena kondisi yang sangat dingin. Setelah mendapatkan informasi penginapan yang sesuai isi kantong 200 ribu per malam dan harus memasan jeep untuk menuju ke puncak seharga 500 ribu. Keesokan paginya kitapun  berangkat.

            Inilah pengalaman pertamaku menuju wisata alam gunung yang sangat indah. Sepanjang jalan kita dinikmati pemandangan alam dengan bukit-bukit yang indah, bukit cinta, bukit teletubies dengan bunga matahari yang tumbuh liar di mana-mana menambah keelokan pemandangan sekitarnya.

            Semakin menuju ke atas pemandangan semakin menarik, akhirnya tibalah kita di penginapan yang telah di booking sebelumnya pukul 4 sore. Istirahat sesaat karena pukul 02.00 dini hari kita sudah harus jalan menuju gunung. Bisa di bayangkan dinginnya suasana gunung di malam hari dengan mengendarai Jeep. Awalnya saya berpikir mengapa harus pukul 02 malam untuk berangkat ke gunung, ternyata selain untuk melihat sunset karena rombongan lain sudah banyak yang menuju ke gunung agar kita tidak parkir terlalu jauh dari lokasi.

            Benar saja sesampai di sana jeep yang kami tumpangi hanya bisa mengantar kami di pertengahan jalan karena sudah banyak sekali jeep-jeep lain yang sudah terlebih dahulu berangkat. Kami pun harus berjalan, akan tetapi karena suasana masih gelap kami hanya diam di tempat memandangi alam sekitar gunung.

            Puku 04.30 saya melaksanakan sholat di alam terbuka suasana gunung dengan berbekal wudhu dengan air botol mineral. Selesai sholat matahari mulai terlihat sedikit demi sedikit. Orang-orang sudah banyak yang berjalan menuju bukit Cinta dan menuju ke puncak Bromo.

            Ojek-ojek sudah banyak yang menawarkan dengan tarif yang pantastis 150 ribu rupiah. Sudah pukul 5.30 matahari mulai perlahan-lahan naik dari ufuk timur. Aku pun berpikir tujuan kami adalah wisata Bromo untuk menikmati pemandangan dari atas yang terlihat kawahnya. Akhirnya kami pun menyewa ojek agar kami sampai di tempat tujuan lebih cepat dan tidak kelelahan. Karena jarak parkir jeep kami ke puncak sekitar 7 Km

            Akhirnya sampailah kami di puncak dan terkesima dengan indahnya ciptaan Allah Bromo, Semeru dan Tengger. inilah pemandangan yang aku impikan dari sejak SD ketika melihat kalender yang bertema alam. Aku sempat berhayal kapan aku bisa melihat keindahan Bromo. Alhamdulillah April tahun 2018 impian itu bisa terwujud.

 #100katabercerita #30hariAISEIbercerita #AISEIWritingChallenge #warisanAISEI #pendidikbercerita #Day3AISEIWritingChallenge

Posting Komentar

12 Komentar

  1. How lucky you are. Saya masih sebatas niat gagal lagi gagal lg saat sudah diprogram untuk ke Bromo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bu, yg tanpa rencana biasa jalan ☺️

      Hapus
  2. Asikk banget ke Bromo... Kapan ya bisa ke sana? Hehehe

    BalasHapus
  3. Sekolah tahun 2019 mengadakan tour ke Bromo namun sy tidak bisa bergabung karena sedng ijut PPG, ada sedih saat tidak bisa ikut namun sy jg tidak bisa berbuat apa2, semoga nanti bisa ke Bromo sprti ibu ya 😆

    BalasHapus
  4. Sholat subuh di ketinggian...
    Pengalaman yg luar biasa.

    BalasHapus
  5. Bromo memang cantik skalii yaaa

    BalasHapus