S |
uatu sore Tiara bermain
bersama Wiwik tetangga rumah yang berada tepat di atas rumah Tiara. Hampir
setiap hari Tiara bermain bersama Wiwik. Bermain lompat tali, boneka kertas,
congklak dan aneka permainan lainnya yang sedang viral di era 90 an.
Wiwik berasal dari Pacitan Jawa Timur tapi orang tuanya sudah lama merantau sehingga ia lahir dan besar di Pulau Bintan.
Begitu juga dengan Tiara orang tuanya berasal dari Sumatera Barat, karena orang tuanya merantau di Pulau Gurindam dua belas ini maka ia pun lahir di sana.
Suatu
hari ketika sedang bermain bersama Wiwik Tiara ingin membeli keripik singkong
yang berada di Toko Aci. Keripik itu cocok di lidah Tiara dan Wiwik. Akan
tetapi saat itu Tiara hanya memiliki uang 100 rupiah. Sedangkan harga sebungkus
keripik singkong 100 rupiah.
Entah
dari mana Tiara mendapatkan ide. Iya menganjurkan temannya Wiwik agar mengambil
keripik singkong sebungkus lalu diselipkan ke bajunya dan Tiara mengambil
sebungkus keripik singkong lalu hanya membayar seharga sebungkus keripik
singkong.
“Wik,
nanti ketika aku beli keripik kamu ambil 1 ya, tapi kita bayarnya cuma
sebungkus,” ucap Tiara kepada Wiwik agar sahabatnya itu tetap mendapatkan
sebungkus keripik singkong.
“Iya.
Tir,” jawab Wiwik.
Mereka
pun berjalan menuju ke warung Aci. Tibalah aksi mereka mengambil 2 bungkus
keripik singkong akan tetapi hanya di bayar sebungkus.
Tiara
dan Wiwik tertawa bahagia aksi mereka tidak diketahui. Mereka pun dengan riang
memakan keripik singkong sambil duduk santai di kursi goyang yang
berada di teras rumah Tante Yuni.
Saat
itu masih sangat sedikit rumah yang memiliki kursi goyang akan tetapi tante
Yuni sangat baik ia selalu membiarkan siapa saja yang ingin duduk di kursi
goyangnya yang ada di teras rumah.
Sehabis
bermain Tiara dan Wiwik ke rumah masing-masing karena hari menjelang Maghrib
waktunya mereka ke Masjid untuk belajar mengaji.
Tiara
mengaji bersama Nek Haji. Murid Nek Haji ada sekitar 10 orang termasuk dengan
Tiara. Nek Haji mengajar dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan. Bahkan jika
ada anak-anak yang datang ke Masjid selepas salat Magrib hanya bermain
berlarian akan dipanggilnya untuk mengaji.
Tapi
Magrib itu Nek Haji tidak langsung mengajak anak-anak mengaji akan tetapi Nek
Haji bercerita tentang hukuman orang yang mencuri. Tiara tersentak
ceramah Nek Haji serasa menampar dirinya.
“Jika
ada orang mencuri, dan hasil curiannya masuk kedalam tubuh kita berupa makanan
maka sebenarnya bukan makanan yang kita makan tapi daging
busuk. Hukuman bagi orang yang mencuri akan di potong tangannya.”
Ucap Nek Haji menerangkan akibat orang yang mencuri.
Tiara
terperangah mendengar penjelasan dari Nek Haji. Ia merasa malu dan bersalah
karena sudah berani mencuri. Ia pun bertekad untuk membayar keripik singkong
yang diambil oleh Wiwik atas sarannya tanpa membayar.
Saat
itu Tiara tidak tahu bagaimana cara harus membayarnya. Jika ia berkata jujur
maka akibatnya ia akan malu bahkan orangtuanya akan mengetahui jika anaknya
telah mencuri.
Lama
Tiara berpikir akhirnya ia mempunyai ide keesokan pagi ketika Tiara hendak berangkat
sekolah ia mampir ke toko Aci untuk membeli keripik singkong sebungkus akan
tetapi ia mengatakan jika ia membeli 2 bungkus dan membayar seharga dua bungkus
keripik singkong.
Sejak
saat itu ia berjanji tidak akan melakukan hal yang memalukan itu lagi di
kemudian hari.
Jembrana, 15 Februari 2021
Naskah Lomba Hari ke-15
NPA : 22010300468
8 Komentar
Pengalaman Tiara tidak boleh ditiru, namun cara Tiara menyelesaikan masalahnya patut diapresiasi.
BalasHapusBetul
HapusMantap,bakal jadi novel ya Bu.
BalasHapusPengennya gitu bunda
HapusTiara memang cerdas...otaknya berpikir sangat logis dan rapih
BalasHapusTiara oh Tiara
HapusTiara terperangah
BalasHapusTq Mae baru nyadar :)
Hapus