N |
afas Tiara ngos-ngosan. Langkah seribu yang ia lakukan karena
ketakutannya yang ingin memastikan apakah benar Mbah Iwok punya peliharaan
tuyul. Hatinya terus dihantui rasa penasaran.
“Waduh Bu Tiara, sudah berapa kali ikan saya pada mati di akuarium. Sampai capai saya beli ikan hias terus.”
Kak
Maya menggerutu pada ibunya Tiara menyampaikan kekesalannya atas ikan
peliharaannya yang sering mati akhir-akhir ini.
“Pasti karena ulah tuyul!” sambungnya dengan
keyakinan penuh.
Pemberitaan
tentang tuyul di komplek tempat tinggal Tiara semakin santer terdengar. Setiap
berangkat sekolah, ke warung dan ke masjid pasti Tiara melintasi jalan rumah
Mbah Iwok. Maklum lingkungan rumah Tiara padat penduduk sehingga halaman rumah
penduduk terpaksa menjadi jalan umum.
Sejak beredar berita tentang tuyul Tiara selalu mengamati gerak-gerik maupun rumah Mbah Iwok jika ia sedang melewatinya.
Suatu ketika sepulang dari salat magrib ketika Tiara melintasi jalan di rumah Mbah Iwok, ia iseng mengintip dari jendela. Rupanya pegal hatinya dengan ketidakpastian tentang tuyul. Di satu sisi ia penasaran, di sisi lain ia ketakutan. Saat itu ia sedang bersama Wiwik.
“Wik kita lihat yuk ke dalam!”
“Nggak ah, takut!”
Wiwik tidak mau melihat ke dalam rumah Mbah Iwok ia hanya melihat dari jauh ketika Tiara menempelkan wajahnya di jendela kaca selebar 1 meter tersebut.
Kaca Mbah Iwok sangat gelap jika dilihat dari
luar sehingga Tiara benar-benar fokus dengan dua telapak tangan di samping pipi kiri dan kanannya.
Perlahan-lahan Tiara mulai melihat isi ruang
tamu Mbah Iwok. Ia perhatikan dengan seksama, tidak ada yang terlihat aneh.
Tiara malah melihat Mbah Iwok sedang mengaji dan samar-samar terdengar olehnya. Tiara semakin sulit untuk percaya jika Mbah Iwok punya peliharaan
tuyul.
Tiara pulang ke rumah. Mengapa film horor di TV setan-setannya selalu takut ketika mendengar orang mengaji. Ah rasanya sulit dipercaya berbeda
jauh dengan kenyataan masak orang rajin salat dan mengaji dituduh punya peliharaan
tuyul.
***
Mbah Iwok memliki 5 orang anak yang sudah
menikah dan tinggal di rumahnya masing-masing. Hanya si bungsu Adit yang
tinggal bersamanya. Bang Adit tidak seperti orang pada umumnya. Bang Adit
memiliki kelainan penyakit kulit sehingga seluruh tubuhnya dipenuhi dengan
penyakit kulit.
Memiliki kelainan kulit membuat masyarakat berspekulasi
jika Bang Adit adalah anak yang dijadikan tumbal oleh Mbah Iwok atas
konsekuensinya memelihara makhluk ghaib.
***
Lebaran pun tiba kerabat maupun tetangga saling bersilaturahmi.
Tiarapun berkeinginan untuk mengunjungi rumah Mbah Iwok. Ia bersama Wiwik, Susi
dan Rini mengunjungi rumah Mbah Iwok.
“Assalamualaikum,” ucap Tiara dan
teman-temannya.
“Walaikumsalam,” sahut Mbah putri istri Mbah
Iwok.
"Walah ada tamu bocah-bocah, rene masuk!”
“Kamu duluan, kamu duluan,” ucap mereka saling
mendorong agar ada salah satu dari mereka yang mau masuk terlebih dahulu.
“Ayo masuk, jangan takut,” ucap istri Mbah Iwok.
Akhirnya Tiara yang mendahului masuk dan disusul
oleh teman-temannya.
Mereka
disuguhi jajanan kering.
“Ayo dimakan jajannya !”
Ketika ingin memakan jajanan Bang Adit keluar
dari dapur membawa minuman sirup berwarna merah.
“Diminum airnya Tiara, Wiwik, Rini.” Bang Adit mempersilakan
tamu kecilnya untuk mencicipi hidangan dan minuman lebaran.
Tiara merasa mual ia khawatir minuman yang
dibuat oleh Bang Adit kecipratan penyakit kulitnya.
Tapi tidak sopan jika tidak diminum, ia
pun menahan nafas dalam-dalam dan menghabiskan minuman dengan sekali teguk.
Mata Tiara melirik kesegala arah. Ia memperhatikan seluruh ruangan yang terlihat dari ruang tamu Mbah Iwok. Tidak ada yang terlihat aneh.
“Kamu, kemarin ya yang di sapa sama Mbah langsung kabur?” ucap Mbah Iwok.
Tiara mengangguk dan tersenyum kecut.
Sepuluh menit kemudian mereka pun pamit pulang.
Mbah Iwok memberikan masing-masing selembar uang berwarna coklat muda.
Sesampai di rumah Tiara memisahkan uang
pemberian dari Mbah Iwok. Ia ingin memastikan apakah uang yang diberikan oleh
Mbah Iwok akan berubah menjadi daun.
4 Komentar
Aduh ..Bu Rita. Mana sambungannya?
BalasHapusPart 3 nih
HapusHmmm, sepertinya masih bersambung yaa Bu...
BalasHapusHeheheee...
Apakah Mbah Iwok benar benar memelihara Tuyul? Atau Mbah Iwok memelihara Mbak yul... Hehhehe
Jika masih ada ide hehe
Hapus