Kopi yang tertunda

 

KOPI YANG TERTUNDA

Dokpri


        Sebagai makhluk sosial sudah barang tentu kita sering kedatangan tamu di rumah. Tinggal dengan budaya timur sudah pasti ada basa-basi. Hari ini, aku kedatangan tamu, tamu yang memang diundang karena ada sesuatu hal yang perlu dibicarakan. Kami mengira kedatangannya esok hari. Akan tetapi diluar perkirakan ternyata ia datang lebih awal.

         Sebagai emak-emak yang banyak menggunakan perasaan daripada logika, aku memperkirakan si tamu tidak terlalu lama. Awalnya aku memutuskan untuk tidak mebuatkan minuman, akan tetapi 10 menit kemudian hatiku tergerak juga untuk menyuguhkan kopi. Ada perasaan gak enak  masak orang bertamu tidak dibuatkan minuman. Air dipanaskan kopi mulai diseduh, dari dapur aku mendengar jika tamu sudah ingin pamit pulang. Akupun kebingungan antara segera menyajikan atau membiarkan saja, karena waktu juga sudah menjelang Maghrib.

           Akhirnya aku pun memutuskan untuk membiarkan saja. Kopi telah tersedia, memiliki keluarga yang bukan pecinta kopi membuat aku kebingungan dengan kopi yang telahku seduh sendiri. Sambil menatap lama kopi ABC susu itu, aku pun memutuskan untuk meneguknya.

“Wah nikmat juga, gumamku.”

Tiga menit kemudian, perut terasa mual.


THE END

Posting Komentar

13 Komentar

  1. Saya juga beberapa kali mengalaminya... keren bu

    BalasHapus
  2. wah lambungnya tidak terbiasa kopi bu. harus sesudah makan kalau pengen minum kopi.

    BalasHapus
  3. Keren bunda,
    Keluarga saya pecinta kopi ...

    BalasHapus
  4. Suami pecinta kopi nmun aq tidaj buk..tiap minum kopi perut melilit-lilit. Hehe.. Jd tamunya ga jd di kasih minum ya.. Hehe

    BalasHapus
  5. Kalo Bahasa saya, "perutmya blebek", kaya dikocok kolom eneg

    BalasHapus