H |
ujan sangat
deras. Tiara mengurung niatnya untuk pulang. Ia menunggu reda. Satu
per satu orang tua teman Tiara telah menjemput anaknya. Tiara masih bertahan
menunggu hujan berhenti. Tiara sudah tahu, tidak ada yang akan
menjemputnya.
Suasana
sekolah semakin sepi tinggal Bu Kasmi, Anton dan Tiara. Bu Kasmi pun akan
segera pulang. Ia telah dijemput oleh suaminya.
“Tiara
dan Anton kamu belum di jemput?”
“Belum
Bu,” Tiara menjawab.
Hujan
sedikit mulai reda.
“Ibu
pulang duluan ya!”
“Ya,
Bu,” jawab Anton dan Tiara.
Hujan
ternyata kembali mulai deras dari jarak 2 meter Tiara memperhatikan Anton. Jika
Anton menerobos hujan maka ia juga akan mengikutinya. Tiara tidak mau seorang
diri di sekolah.
Akhirnya
Anton menerobos hujan, Tiara pun
mengikutinya. Tiara berlari dan pulang dengan baju basah kuyup.
Tiara di
sambut oleh ibunya dengan handuk, teh dan sup hangat.
Tiara
baru duduk dibangku kelas 4 SD. Saat ia pulang ada Paman Romi adik ibunya.
Tiara
menayalami Paman Romi. Paman bertanya kabar tentang Tiara.
Saat
itu Paman sedang menyalakan korek api batangan untuk membakar rokok yang sudah
menempel di bibirnya.
Awalnya
Tiara biasa saja, toh laki-laki dewasa memang banyak yang merokok. Akan tetapi
ada sesuatu yang menark perhatian Tiara. Ketika batang rokok di bibir paman
telah berasap. Api dari batang korek api itu Paman matikan dengan cara yang
tidak biasanya.
Kebanyakan
orang mematikan dengan cara meniup ataupun dengan cara menekankan ke asbak akan
tetapi batang korek api yang masih menyala itu paman buang ke lantai kemudian
ia mematikan dengan jempol kaki kanannya.
Tiara
tertegun. Ternyata ada cara baru mematikan batang korek api sisa dan menurut Tiara
itu sangat menarik.
Peristiwa
itu terekam di pikiran Tiara. Ia pun berkeinginan untuk mematikan batang korek
api dengan cara seperti Pamannya.
Setelah
sepi ia pun mencari korek api. Ia melakukan seperti apa yang dilakukan oleh
Pamannya.
Seketika...
“Aduuuh,”
Tiara berteriak kesakitan. Kakinya kepanasan menginjak batang korek api yang
menyala.
Jembrana, 1 Februari 2021
Nama : Rita Wati
Naskah Lomba Hari ke-1
NPA:22010300468
10 Komentar
Bunda Rita, trimks share cerpen yg luar biasa. Sebaiknya orang tua jangan mempelihatkan hal yg aneh2 jadi ikutan ha...
BalasHapusTerimakasih Bunda sudah berkunjung ke gubuk saya
HapusKasian tiara,,mungkin kakinya sedikit melepuh
BalasHapusthat's right bunda
HapusPenasaran anak memang luar biasa. Selalu ingin mencoba meniru.
BalasHapusIya bu anak-anak suka meniru
HapusAnak-anak suka meniru, kita sebagai orang dewasa harus berhati-hati dalam bersikap.
BalasHapusBenar bunda
HapusNah lohh, siapa yang ngajarin,,,
BalasHapusPamannya Om Bajuri
Hapus